Penulis Bible
Kitab pertama yang asli telah dimusnahkan oleh Paulus dari Gereja
Pauline pada 325 M. Semua naskah Injil yang bertentangan dengan Injil
resmi kerajaan Romawi saat itu dibakar. Siapa saja yang memiliki salinan
naskah asli dihukum mati. Kitab Injil tertua saat ini ada dalam bahasa
Yunani Kuno, bukan Yahudi kuno (Ibrani), yang terdiri dari:
Kitab Perjanjian Lama (Old Testament) yang berisi Taurat dan Zabur
Kitab Perjanjian Baru (New Testament) yang berisi Injil Markus, Matius,
Lukas dan Yahya, perkataan Nabi Isa dan surat pendakwah (Paulus)
Siapakah Yang Menulis Kitab Injil?
Di dalam kitab Injil terdapat 2 bagian yaitu Kitab Perjanjian Lama dan
Kitab Perjanjian Baru. Namun begitu Umat Kristian melarang penganutan
terhadap Kitab Perjanjian Lama. Sebelum diadakan usaha-usaha membentuk
kitab Perjanjian Baru, kitab Injil terdiri daripada 75 bab/surah. Surah
ini dikarang oleh perorangan atau kumpulan pendeta. Inilah yang
menyebabkan kitab tersebut mengandung banyak pertentangan dan perbedaan
yang serius dan nyata. Pengumpul-pengumpul isi kitab tersebut juga tidak
hidup pada zaman Nabi Isa atau tatkala Nabi Isa masih hidup. Kebanyakan
mereka lahir 20-40 tahun setelah peristiwa penyaliban. Kitab Perjanjian
Baru ini baru ada setelah persidangan Nicea pada tahun 325 M, di mana
seluruh pemuka gereja berkumpul guna menetapkan kembali isi kitab Injil.
Hanya 27 risalah saja dari sekian banyak risalah yang "dianggap benar"
untuk selanjutnya dijilid menjadi kitab Perjanjian Baru.
Kitab perjanjian ini terdiri dari sejarah dan pelajaran. Bagian sejarah
terkandung dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yahya. Sementara bagian
pelajaran terdiri dari 21 risalah ,yaitu: 14 risalah Paulus, 3 risalah
Yahya, 2 risalah Petrus, 1 Yakub dan Yahuda.
Injil Markus
Injil Markus adalah kitab kedua Perjanjian Baru. Meskipun ini merupakan
kitab kedua, kitab ini dianggap yang tertua oleh para pakar Alkitab.
Injil Markus termasuk Injil Sinoptis. Penulis Injil ini adalah Markus,
yang disebut juga Yohanes (cf. Kisah Para Rasul 12:12, 12:25, 15:37),
kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus (cf. Kolose 4:10, yang disebut
Petrus sebagai "anaknya", kemungkinan besar merujuk pada istilah anak
rohani, atau semacam muridnya. (1 Petrus 5:13). Markus menulis Injil ini
terutama untuk orang-orang Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang
berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda dengan Matius yang
menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat dari pilihan
kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang
dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang
ditujukan kepada kaum non-Yahudi. Markus juga menggunakan istilah Anak
Allah untuk menyebut Tuhan Yesus (Markus 1:1), bandingkan dengan Matius
yang menggunakan istilah Anak Daud (Matius 1:1) dan Lukas yang
menggunakan istilah Anak Manusia dan Firman.
Injil Matius
Nama Injil Matius diambil dari nama pendeta Matius dari gereja
Alexandria Mesir dalam bahasa Hebrew. Beliau dipercayai sebagai orang
pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. Hasil karangan
Matius ini dikarang 20 – 27 tahun setelah Nabi Isa tiada. Bahkan kitab
asli karangan Matius sendiri telah hilang, ini diakui sendiri oleh umat
Kristian. Setelah itu injil dalam Bahasa Yunani dijumpai, dan dikatakan
sebagai Injil karangan Matius. Banyak tokoh Kristian menolak pendapat
bahwa Injil ini merupakan karangan Matius, tetapi sebaliknya merupakan
karangan gurunya, Petrus.
Injil Lukas
Injil Lukas diambil dari nama pendeta Lukas dari tahun 25 – 30 M. Beliau
juga tidak pernah bertemu Nabi Isa. Banyak tokoh Kristian sendiri
mengakui bahwa Injil karangan Lukas merupakan fakta palsu yang bukan
merupakan ajaran Nabi Isa. Sebenarnya beliau mengarang injil ini
disebabkan tekanan gereja waktu itu. Begitu juga dengan Markus dan
Yahya. Kesemuanya tidak pernah hidup sezaman dengan Nabi Isa.
Injil Yahya
Kitab Injil Yahya diambil dari nama pendeta Yahya atau lebih dikenal
sebagai Yohanes. Beliau merupakan putera saudara perempuan Maryam yaitu
ibu Nabi Isa. Yahya mengarang injilnya dalam bahasa Yunani antara tahun
45 – 65 M. Banyak pendeta meragukan kandungan Injil Yohanes ini. Bahkan
Encyclopedia Britanica menegaskan bahwa Injil yahya tidak syak lagi di
karang oleh seorang mahasiswa Institusi Iskandariah dan bukannya
karangan Yahya.
Persoalan mengapa di dalamnya berisi Taurat juga tidak dapat dijawab
dengan pasti. Ini mungkin juga merupakan bukti bahwa bangsa Yahudi
selalu ingin memalsukan fakta Injil asli, karena mereka, orang-orang
Yahudi itu, senang bila dapat menyesatkan kaum Kristian dari ajaran asli
Nabi Isa, dan nampaknya mereka berhasil melakukannya.
Menurut perkiraan para ahli sejarah, kitab Injil yang masih asli belum
diikuti campur tangan para pendeta, masih ada hingga 325 M. Namun
setelah tahun 325 M, kitab ini mulai dinodai oleh Raja Konstantin Roma
melalui mekanisme Persidangan Nicea. Karena semasa persidangan ini
terdapat perdebatan dan pertentangan pendapat mengenai ketuhanan dan
kenabian Isa, perdebatan dalam ajaran pokok akidahnya. Satu pendapat
(Golongan Arius) mengatakan bahwa Nabi Isa hanyalah seorang manusia dan
Nabi yang membawa ajaran agama dari Tuhan. Satu pihak lagi mengatakan
bahwa Nabi Isa ialah “anak Tuhan”.
Pendapat tentang Isa “anak Tuhan” ini didukung oleh pihak gereja dari
Alexandria yang diketuai oleh penolong Bishop Iskandariah bernama
Athanasius.
Raja Konstantin mempunyai niat tersirat untuk campur tangan dalam hal
agama, demi menjaga hak politiknya agar tidak jatuh ke tangan orang
lain. Semasa persidangan tersebut, sebanyak 2048 orang Uskup telah hadir
untuk membincangkan perselisihan pendapat mengenai Nabi Isa.
Sebanyak 1730 orang telah setuju bahwa Nabi Isa adalah seorang manusia
biasa yang diutus Allah, 318 orang mengatakan bahwa Isa ialah Anak
Tuhan. Walau bagaimanapun majoritas pendapat ini ditolak mentah-mentah
Raja Konstantin dan mengambil pendapat minoritas, yaitu Nabi Isa adalah
seorang anak Tuhan.
Arius ketua pendukung bahwa Nabi Isa bukan anak Tuhan.
Arius (250-336 M) adalah salah seorang murid utama Lucian berbangsa
Libya yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran Tauhid
kepada Allah, Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis
agama/gereja) digereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan
terpenting di kota itu pada tahun 318 M.
Sejak mangkatnya Lucian pada tahun 312 M ditangan orang-orang gereja
Paulus, perlawanan Arius terhadap doktrin Trinity semakin memuncak, dan
dalam perjuangannya ini, Arius mendapatkan dukungan dua orang saudara
Kaisar Constantin yang bernama Constantina dan Licunes.
Penentangan Arius Terhadap Teori Trinitas
“Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, maka Bapa
harus ada lebih dahulu. Oleh karena itu harus ada “masa” sebelum adanya
anak. Artinya anak adalah makhluk. Maka anak itu pun tidak selamanya
ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yang sebenarnya haruslah abadi,
berarti Jesus tidaklah sama dengan Tuhan.“
Atas pandangan Arius tersebut, sebanyak 100 orang pendeta Mesir dan
Libya berkumpul untuk mendengar pandangan Arius. Dalam kesempatan ini
Arius mengemukakan kembali pendangannya:
“Ada masa sebelum adanya Jesus, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya.
Jesus ada kemudian, dan Jesus hanyalah makhluk biasa yang bisa binasa
seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak mungkin binasa!”
Arius memperkuat pendapatnya dengan sejumlah ayat-ayat Bible seperti
Yohanes 14:8, “Bapa lebih besar daripada Jesus”; Seandainya kita
mengakui bahwa Jesus adalah sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak
kebenaran ayat Yohanes tersebut.
Pendapat Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
"Jika Jesus memang “anak Tuhan”, maka akan segera disertai pengertian
bahwa “Bapak Tuhan” haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang
“Anak”.
Oleh sebab itu tentulah akan terdapat jurang waktu ketika “Anak” belum
ada. Oleh karena “Anak” adalah makhluk yang tersusun dari sebuah
“esensi” atau makhluk yang tidak selalu ada. Sementara Tuhan merupakan
zat yang bersifat mutlak, kekal, tidak terlihat dan berkuasa, maka Jesus
tidak mungkin bisa menjadi sifat yang sama sebagaimana sifat Tuhan.
Argumen Arius ini tidak dapat dilawan lagi, maka mulai tahun 321 M Arius
dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang. Ia mendapat banyak
dukungan dari Uskup-uskup di daerah Timur. Hal ini membuat Alexandria
(yang pernah menghukum mati Origen tahun 250 M) menjadi semakin marah.
Arius pula orangnya yang sangat menentang keras keputusan Nicea tahun
325 M, sehingga senantiasa mendapatkan tantangan dari orang-orang gereja
Paulus. Pada tahun 336 Arius dibunuh di Constantinopel dalam satu
muslihat yang licik.
Setelah pembunuhan ini segala usaha menentang trinitas dilawan
habis-habisan. Naskah Injil diseragamkan. Naskah yang tidak sama dengan
milik Gereja Pauline dimusnahkan dan dihapuskan dari bumi Kerajaan
Romawi. Inilah sejarah awal tersesatnya ajaran Kristian.
Tentang Bible
Dalam persidangan Nicea, beberapa Doktrin diperkenalkan, diantaranya
Doktrin Trinitas dan Doktrin Penebusan Dosa. Konsep Trinitas sebenarnya
telah direka oleh Athanasius, seorang pegawai Gereja Mesir dari
Iskandariah, diterima oleh Majelis Nicaea pada 325 M.
Konsep Trinity [KeEsaan Tiga] ini serupa filsafat Plato, kepercayaan
Yunani, "Neo-Platonisme” yang mempercayai “Tiga Kekuatan”. Kemungkinan
doktrin trinitas tertulari kepercayaan Yunani kuno ini. Trinity yang di
pelopori oleh Paulus merupakan ajaran agama Yunani-Romawi, yaitu
kerajaan yang berkuasa di Roma pada masa itu. Jadi paham trinitas dari
Katolik Roma atau pun aliran kristen yang lain jelas merupakan hasil
proses masuknya ajaran lain dalam ajaran Isa, dan bukannya ajaran asli
Nabi Isa sendiri!
Begitu juga dengan Dokrin Penghapusan Dosa yang dipelopori Gereja
Alexandria di mana mereka mengatakan bahwa Nabi Isa telah disalib demi
tujuan menyelamatkan seluruh umat manusia. Ajaran ini juga jelas hasil
proses masuknya ajaran agama romawi Kuno. Hari Minggu yang dianggap hari
Suci bagi agama Kristian merupakan hasil pengaruh daripada Kepercayaan
ini dan tanggal 25 Desember yang diperingati sebagai Natal, Sebenarnya
merupakan tanggal kelahiran tuhan Matahari mereka yaitu “Mithra” dan
jelas bukan tanggal lahir Nabi Isa.
Mulai tahun 1582 di Rheims, Bible diterjemahkan dari bahasa Latin
berdasarkan Bible Versi Tyndale (yang digunakan Gereja Katolik Roma),
juga dikenali sebagai Roman Chatolic Version. Ini merupakan versi bible
yang tertua yang dikenal.
Sejak itu sebanyak 4 kali terjemahan telah dibuat. Pada tahun 1611 King
James-I telah memerintahkan supaya dilakukan penulisan ulang karena
terdapatnya pertentangan-pertentangan yang meragukan. Versi penulisan
ulang ini kini dinamakan King James Version (KJV) yaitu dengan tidak
memasukkan 7 buku kecil (bab). Versi ini selanjutnya dirilis ulang pada
tahun 1881 dan diperbaharui pada tahun 1952 dan 1971. kedua Versi
terakhir ini dinamakan Revised Standard Version (RSV).
Collin yaitu percetakan yang mengeluarkan Revised Standard Version (RSV) melaporkan bahwa:
“Meskipun begitu, Versi Raja James memiliki cacatan-cacat yang serius,
dan cacat ini ada terlalu banyak dan terlalu serius sehingga satu
penulisan ulang masih benar-benar diperlukan.”
Pada masa kini terdapat lebih kurang 1.500 naskah Bible pelbagai bahasa,
telah diterjemahkan ke dalam bahasa ibu suatu negara dan ethniknya.
Bagaimana pula jauhnya penyimpangan mengingat keterbatasan kosakata
setiap bahasa? Dan manakah yang bisa dijadikan standar pengajaran?
Umat Kristian sendiri ada yang secara jujur dan arif mengakui bahwa
Injil telah dinodai oleh tangan mereka sendiri. Bagaimanakah umat
Kristian di Indonesia, apakah berani sejujur ini?
1. The Bible Society Of Singapore, Malaysia & Brunei 1987 Perjanjian Baharu Berita Baik Untuk Manusia Modern - Pendahuluan:
“…….Walaupun kandungan kitab-kitab ini berlainan, tetapi diseluruh kitab
ini pokok fikirannya satu. Kesatuannya ialah bahwa kasih Allah telah
dinyatakan kepada manusia dengan perantaraan Yesus Kristus."
“Tiap-tiap kitab didahului oleh pendahuluan, yang menerangkan
pokokfikiran dan garis besar kitab itu. Ayat yang ditandai dengan [ ]
bererti ayat tersebut tidak terdapat pada naskah perjanjian Baharu yang
tertua dan terbaik."
Contoh ayat-ayat yang memiliki tanda [ ] dalam Perjanjian Baru:
1. Matius 6 : 13
[Engkaulah raja engkaulah,dan engkaulah yang mempunyai kuasa dan kemuliaan selama-lamanya]
2. Matius 23 : 14
[alangkah dasyatnya bagi kamu guru-guru Taurat dan orang Farisi: kamu
munafik!, kamu memperdayakan janda-janda dan merampas rumah-rumah
mereka, lalu berpura-pura berdoa panjang-panjang, sebab itu, hukuman
kamu akan menjadi lebih berat!]
3. Markus 7 : 15
[Sebab itu, jika kamu bertelinga, dengarkanlah!]
4. Markus 10 : 44 & 46
[Di sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam] 44 [Di
sana ulatnya tidak mati-mati dan apinya tidak padam-padam] 46
5. Lukas 17 : 36
[Dua orang laki-laki yang sedang berada di ladang: seorang akan, seorang lagi ditinggalkan]
6. Lukas 22 : 19 – 20
”inilah tubuhku [yang diberikan untuk kamu. Buatlah sedemikian untuk
memperingati aku. "…. cawan ini ialah perjanjian Allah yang Baharu, yang
dimenteraikan dengan darahku, darah yang ditumpahkan untuk kamu]
7. Lukas 22 : 43 – 44
[Seorang malaikat tampak kepadanya dan menguatkannya karena penderitaan
nya lebih tekun lagi dia berdoa, sehingga peluhnya menitik ke tanah
seperti darah]
8. Lukas 23 : 17
[Pada tiap perayaan paskah, Pilatus melepaskan seorang tahanan bagi rakyat]
Bukti di atas merupakan sebagian saja yang telah ditambah sehingga
timbul pertanyaan: berapa banyakkah sebenarnya jumlah ayat yang telah
ditambah, atau bahkan dikurangi? Tidak ada yang mengetahuinya secara
pasti!
Sejarah telah jujur dan nyata membuktikan bahwa Injil telah mengalami
banyak perubahan selama berabad-abad. The Revised Standard Version 1952
& 1971, The New American Standart Bible dan The New World
Transalation Of The Holly scriptures telah menghapuskan beberapa ayat
dalam The King James Version. Reader’s Digest telah mengurangi isi
kandungan Kitab Perjanjian Lama sebanyak 50 % dan Kitab Perjanjian Baru
sebanyak 25 %. Persoalan yang kemudian timbul adalah:
Dari manakah datangnya ayat-ayat di atas?
Siapa yang mengarang ayat tersebut?
Sebenarnya ayat mana saja yang masih perlu diuji kesahihannya?
“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya
membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian
dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia
(yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi
Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui.”
(QS. Al Imran[3]:78)
Contoh peristiwa besar yang bertentangan dengan akal atau ayat yang saling bertentangan di antaranya adalah:
1. Nabi Daud berzina dengan istri orang lain
“Dan Nabi Daud mengantar para utusan, dan mengambilnya (isteri Uriah);
lalu ia datangi dan tidur bersama maka setelah perempuan itu
membersihkan dirinya, lalu kembali ke rumahnya. Dan wanita itu telah
hamil, lalu mengirim dan memberitahu Daud dan katanya saya bersama
bayi.” (II Samuel 11: 4-5)
Mungkinkah ini ayat dari Allah? Atau ditulis oleh rasul suci ? Pikirkanlah!
2. Nabi Nuh Mabuk dan Bugil
”Dan Shem dan Japhet mengambil sehelai pakaian, dan meletakan di atas
bahu mereka, dan berjalan undur ke belakang dan menutup tubuh bapanya
yang telanjang dan muka mereka membelakangi bapa mereka agar tidak
melihat tubuh bapa mereka yang bugil itu. Dan Nuh tersadar dari araknya,
dia tahu apa yang telah dilakukan oleh kedua anaknya.” (Kejadian 9
23-24)
Apakah Allah mengutus Nabi Nuh yang digambarkan berperilaku seperti itu?
Pikirkanlah! Mungkinkah ini penyelewengan yang dilakukan Yahudi untuk
menyesatkan kaum kristian?
3. Kematian Yudas Pengkhianat, bandingkan!
“… Bila Yudas melihat Yesus telah dijatuhkan hukuman mati, dia menyesal
lalu dia mengembalikan 30 uang perak upahnya kepada imam Yahudi; dan
berkata : Aku telah berdosa mengkhianati orang yang tidak berdosa
sehingga dihukum mati. Yudas melempar uang itu ke dalam bilik sembahyang
, lalu dia menggantungkan diri." (Matius 27 : 3-5)
"Apa yang terjadi yaitu dengan uang yang diterima Yudas dari
perbuatannya yang jahat itu, dia membeli sebidang tanah. Di situ dia
tersungkur mati. Badannya terbelah dan perutnya terburai. Semua orang
yang tinggal di Yerusalem mendengar kejadian ini.” (Kisah Para Rasul 1:
18-19)
4. Misteri Melki Sedek
“Adapun Malkisedek itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah Taala, yang
sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada
menewaskan raja-raja lalu diberkatinya Ibrahim.”
“Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bagian sepuluh esa. Makna
Malkisedik itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan,
kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai.” Yang tiada berbapak dan
tiada beribu, dan tiada bersilsilah dan tiada berawal atau berkesudahan
hidupnya, melainkan ia disamakan dengan Anak Allah, maka kekallah ia
imam selama-lamanya.” (Ibrani 7 : 1-3)
Jelas sekarang, bahwa Malkisedik seorang raja di Salem tanpa bapa dan
ibu, malah tiada silsilahnya. Apakah cerita yang disebutkan dalam Kitab
Injil ini benar ayat dari Allah atau cuma dongeng purba atau dongeng
sebelum bobo buat adik bayi kita supaya tertidur?
Jika umat Kristian memuja kehebatan Yesus, memujanya sebagai anak tuhan,
bahkan Tuhan itu sendiri - yang tidak berawal serta berakhir - maka
kenapa Malkisedik yang sakti mandraguna ini tidak diangkat sebagai salah
satu cabang Tuhan juga? mungkin bisa menjadi tokoh ke-4 memainkan
peranan Tuhan.
Yesus ternyata tewas dibanding Malkisedik, Yesus masih dilahirkan oleh
Mariam atas kekuasaan Tuhan Bapa, sementara Malkisedik tidak memiliki
Bapa dan tidak memiliki ibu sama sekali, silsilahnya pun tidak ada.
Jika memang Malkisedik ini kekal. Dimana beliau sekarang berada dan apa
yang tengah ia lakukan? Jadi masih mungkinkah kitab ini dipercaya, atau
yang mempercayainya masih serupa mereka yang mempercayai keris, tanpa
ilmu pengetahuan, hanya kebutaan?
Alkitab
Kitab Suci/Holy Bible dalam agama kristen terbagi dalam dua bagian,
yaitu: Old Testament (Perjanjian Lama) dan New Testament (Perjanjian
Baru). Literatur kristen dalam bahasa Indonesia menyebut salinan kitab
suci ini dengan “Alkitab”.
Biblia, yang merupakan Kitab Suci dalam agama Yahudi, disebut oleh
pemeluk kristen sebagai Perjanjian Lama dan merupakan bagian dari kitab
suci agama kristen. Sedangkan Biblia tersebut terbagi atas tiga bagian,
yakni: Torah dan Nebiim dan Kethubiim.
Kitab suci agama Yahudi itu disebut juga "Perjanjian“. Inti isinya
termaktub dalam Sepuluh Perintah (Ten Commadments) seperti termuat dalam
Keluaran (20: 1-12) dan dalam Ulangan (5:1-21), yang merupakan
perjanjian Yahuwa dengan bani Israil.
Sepuluh Perintah itu termuat dalam dua buah Luh, yang dibawa turun oleh
Nabi Musa dari puncak sebuah bukit batu di semenanjung Sinai, yang pada
puncak yang terpandang suci itu Nabi Musa menerimakan perjanjian dari
Allah Maha Kuasa (Yahuwa)
Di dalam hubungan perjanjian Yahuwa dengan bani Israil itu, Kitab Suci
Al-Qur’an dari agama Islam menyebut „Perjanjian“ tersebut dalam berbagai
Surah dengan al-Mitsaq , (Baqarah, 27; Ra’ad, 27; Nisak, 153; Maidah,
15; Baqarah, 63, 84,93; dan berbagai Surah lainnya), yang bermakna:
Perjanjian.
Karena pihak kristen berpendirian bahwa ketetapan yang diberikan Allah
Maha Kuasa kepada Jesus (Isa Al-Masih) itu pun merupakan perjanjian,
maka lahir dua istilah dalam dunia kristen, yaitu : Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
Perjanjian Baru (New Testament)
Perjanjian Baru merupakan kitab suci yang paling azasi dalam agama
kristen sekalipun dunia kristen itu mengakui kitab suci agama Yahudi
merupakan bagian dari kitab sucinya juga.
Perjanjian Baru itu terbagi atas empat bagian:
1. Gospels (himpunan Injil) terdiri atas empat Injil
Injil Matius, karya Matius.
Injil Markus, karya Markus.
Injil Lukas, karya Lukas.
Injil Yahya, karya Yahya.
2. Acts of Apostles (Kisah Rasul-Rasul) terdiri atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Lukas.
3. Epistles (himpunan Surat) terdiri dari 14 buah Surat Paulus (Rum,
Korintus Pertama, Korintus Kedua, Galatia, Epesus, Pilipi, Kolose,
Tesalonika Pertama. Tesalonika Kedua, Timotius Pertama, Timosius Kedua,
Titus, Pilemon, Ibrani, 1 buah Surat Yakub (James), 2 buah Surat
Peterus, 3 buah Surat Yahya, 1 buah Surat Yahuda.
4. Apocalypse (Wahyu) terdiri’ atas sebuah kitab saja, yang merupakan karya Yahya.
Injil Matius
93 halaman
Injil Markus
60 halaman
Injil Lukas
97 halaman
Injil Yahya
74 halaman
Kisah Rasul-Rasul
90 halaman
Surat Paulus
216 halaman
Surat-Surat Lain
43 halaman
Kitab Wahyu
45 halaman
JUMLAH 718 halaman
Perbandingan luas isi dari keempat bagian Injil itu, dengan meminjam
Kitab Perjanjian Baru cetakan 1955 yang diterbitkan Gedung Alkitab di
Jakarta, tercatat sebagai berikut:
Melihat perbandingan luas isi di atas dapat disimpulkan bahwa himpunan
Surat-Surat Paulus itu merupakan bagian yang sangat dominan di dalam
Perjanjian Baru. Hal, ini tentu saja, mengundang tanya; siapakah
sesuangguhnya Paulus itu?
Synoptic Gospels
Keempat Injil di atas itu adalah tulisan empat tokoh mengenai
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Jesus, semenjak lahir sampai
menjalankan missinya dalam wilayah Galelia (Palestina Utara) dan
terakhir dalam wilayah Judea (Palestina Selatan).
Tiga Injil yang pertama (Matius, Markus, Lukas) itu disebut dengan
Synoptic Gospels, yakni Injil-Injil yang hampir bersamaan isinya.
Sekalipun dijumpai perbedaan-perbedaan kecil di sana sini mengenai
urutan Silsilah, urutan Kejadian, ragam Peristiwa, akan tetapi dalam
rangka keseluruhannya hampir bersamaan.
Kalangan Sarjana-sarjana-Bible (Biblical Scholars), yang melakukan
penelitian secara intensif terhadap satu persatu Injil itu, menyimpulkan
bahwa masing-masing penulis Injil sama-sama memungut dari suatu Sumber
Asal, akan tetapi Sumber-Asal (Q) itu sudah tidak dijumpai kini dan
tidak dikenal sama sekali.
Sebaliknya Injil Yahya mempunyai cara sendiri di dalam mengisahkan
kehidupan beserta missi dari Jesus itu. Baikpun urutan Kejadian maupun
ragam peristiwa agak jauh berbeda dengan 3 Injil yang disebut Synoptic
Gospels itu.
Perbedaan lainnya bahwa 3 lnjil yang pertama itu bercerita dalam bentuk
yang sederhana dan mudah dipahami, akan tetapi Injil Yahya telah
dipenuhi oleh ungkapan-ungkapan filosofis.
Perbedaan lainnya yang sangat tajam sekali ialah mengenai lama missi
yang dijalankan Jesus dalam wilayah Galelia dan wilayah Judea itu. 3
Injil pertama bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan missinya
dalam masa satu kali Perayaan Paskah, lalu tertangkap pada masa perayaan
Paskah itu di Jerusalem. Jadi, Jesus menjalankan missinya dalam tempo
lebih kurang satu tahun saja.
Tetapi Injil Yahya bercerita bahwa Jesus Kristus itu menjalankan
missinya dalam masa tiga kali Perayaan Paskah, dan terakhir ditangkap
dalam Perayaan Paskah di Jerusalem. Jadi menurut Yahya, Jesus Kristus
menjalankan missinya dalam tempo 3 tahun, bukan satu tahun seperti
keterangan ketiga Injil yang tergolong Synoptic Gospels itu.
Keempat Injil itu disusun penulisnya di dalam bahasa Grika kuno
(Yunani). Sedangkan Jesus Kristus lahir dan hidup dalam lingkungan
masyarakat Yahudi di Palestina, yang dewasa itu berada di bawah
kekuasaan imperium Roma, dan menjalankan missinya dalam lingkungan
masyarakat Yahudi itu, yang dewasa itu cuma mengenal dan mempergunakan
bahasa Arainik yaitu suatu dialek dari bahasa Ibrani (Yahudi).
Nazarenes dan Christians
Pengikut Jesus yang pertama sekali terdiri atas kelompok-kelompok Yahudi
dalam wilayah Galelia maupun Judea, yang oleh kalangan Sarjana-sarjana
Bible (Biblical Sholan) disebut dengan Early Christians, yakni Orang
kristen yang pertama sekali.
Pada masa hidup Jesus sendiri maupun masa berikutnya belum dikenal
sebutan orang kristen (Christianis). Mereka itu cuma disebut oleh
kalangan lainnya, terutama oleh pihak-pihak yang menantang Jesus, dengan
sebutan Nazarenes. Yakni para pengikut Nazareth. Hal itu disebabkan
Jesus sekalipun dilahirkan di Bethlehem, akan tetapi keluarganya menetap
di kota-kecil Nazareth dalam wilayah Galelia.
Oleh sebab itulah para mukmin pertama itu disebut pihak lawannya dengan
pengikut orang Nazareth atau Nazarenes. Dari sebutan Nazarenes itulah
lahir sebutan Nashara dalam bahasa Arab dan sebutan Nasrani dalam bahasa
Indonesia.
Sedangkan sebutan Christians (Kristen) baru muncul pada masa belakangan,
jauh sepeninggal Jesus. Sebutan itu bermula lahir di kota besar
Antiokia di Syria Utara, sewaktu Barnabas dan Paulus menjalankan
missinya di kota besar itu, yang mempunyai kedudukan sebagai ibukota
imperium Roma untuk wilayah belahan Timur.
Disebabkan Barnabas dan Paulus di dalam missinya tidak henti-hentinya
menyatakan dan menegaskan bahwa Jesus itu adalah Christos (AI-masih)
maka orang sekitarnya memanggilkan mereka itu dengan para pengikut
Kristus (Christians). Dari situlah lahir sebutan Orang kristen di dalam
bahasa Indonesia.
Jesus wafat, menurut A. Powell Davies di dalam The First Christian
cetakan 1957 halaman 13, sekitar tahun 29 Masehi. Pendapat itu
dikukuhkan oleh Hugh J. Schonfield dalam The Authentic New Testament
cetakan 1958 halaman XIV.
Sedangkan peristiwa pada kota-besar Antiokia itu terjadi, menurut Hugh
J. Schonfield, sekitar tahun 46-48 masehi. Jadi Iebih kurang dua puluh
tahun sepeninggal Jesus barulah muncuI sebutan Christians (orang
Kristen).
Early Christians & Gentile Christians
Pada akhirnya pecah sengketa sengit antara Barnabas dengan Paulus pada
kota-kota besar Antiokia itu (Kisah Rasul-Rasul, 15 :39), dan juga
Peteros dengan Paulus pada kota-besar Antiokia itu ia, 2: 11-21 ). Inti
pokok yang menyebabkan sengketa itu tidak pernah dijelaskan di dalam
Kisah Rasul-Rasul, akan tetapi hal itu akan dicoba dijelaskan dalam
uraian berikut.
Karena sengketa sengit itu Paulus bersama Silas meninggalkan kota-besar
Antiokia untuk selama-lamanya (Kisah Rasul-Rasul, 15:40-41) menuju Asia
Kecil dan Makedonia dan semenanjung Achaia (Grika) guna mengembangkan
ajarannya dalam lingkungan orang Grika dan mereka itulah yang disebut
dengan Gentile Christians (Orang kristen Asing).
Sebutan itu lahir dalam dunia kristen untuk membedakan kelompok Pengikut
yang Baru itu dengan Kristen Petama, Early Christians, yakni para
pengikut Jesus Kristus yang mula-mula dalam lingkungan masyarakat Yahudi
di Palestina, yang disebut dengan Nazarenes itu.
Para pengikut yang pertama diyakini telah musnah sebagian besarnya pada
masa pemberontakan total bangsa Yahudi di Palestina terhadap penindasan
imperium Roma, yang berlangsung sepuluh tahun lamanya, yaitu antara
tahun 65 sampai 75 masehi. Legiun X dari pihak Roma melakukan
pembunuhan-pembunuhan massal (massacre) pada perkampungan-perkampungan
Yahudi di seluruh Palestina, kecuali yang sempat melarikan diri ke
lembah Mesopotamia dan Arabia Selatan dan berbagai wilayah lainnya.
Sewaktu Panglima Titus pada tahun 70 masehi berhasil merebut dan
menguasai benteng pertahanan terakhir dari pihak Yahudi, yaitu Kota Suci
Jerusalem, maka berlangsung pembunuhan massal lagi. Panglima Titus
bertindak menghancurkan Bait Allah di atas bukit Zion, yakni Bait Allah
yang terkenal megah dan agung itu, yang pada masa dulu bermula dibangun
oleh Nabi Sulaiman dan dikenal dengan Kuil Sulaiman (Solomon’s Temple).
Panglima Titus mengumumkan wilayah Jerusalem dan sekitarnya dikuasai
kini oleh pihak imperium Roma dan wilayah tersebut diberi nama dengan
Aeliae Capitolae. Semenjak tahun 70 masehi itu setiap orang Yahudi tidak
di izinkan memasuki wilayah Aelice Capitolae itu.
Semenjak pemberontakan total yang gagal itulah dikenal dalam sejarah
bangsa Yahudi dengan Great Diaspora, yakni masa memencar tanpa tanah
air. Pada masa yang sangat tragis itu diyakini kelompok-kelompok
pengikut Jesus yang pertama-tama (Early Christians) ikut musnah. Kecuali
kelompok kecil yang sempat meliputkan dirinya ke kota Pella di seberang
sungai Jordan, yang pada masa belakangan dikenal dengan sekte Ebionites
yang mempunyai Injil sendiri yang dikenal dalam sejarah dengan Ebionite
Gospel (Injil Ebionites), yang isinya jauh berbeda dengan Injil-Injil
yang menjadi pegangan dunia kristen pada masa berikutnya dan kini.
Karena kelompok yang pertama-tama dapat dikatakan telah musnah pada masa
pemberontakan itu maka berkembanglah kelompok pengikut yang baru,
dibawah ajaran Paulus, yaitu Gentile Christians (Orang Kristen Asing).