Oleh : Hj Irena Handono,
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Media
massa diramaikan dengan pemberitaan aksi biadab Anders Gehring Breivik
yang membantai dengan sangat keji hampir 100 orang di Oslo Norwegia.
Dunia benar-benar dikejutkan oleh aksinya. Dalam waktu singkat, Paus
mengeluarkan pernyataan kepada dunia agar tidak mengaitkan aksi bladab
Breivikdengan agama Kristen.
Apa benar tak terkait agama?
Breivik
adalah fundamentalis Kristen yang terlibat partai sejak berusia 17
tahun. Tindakan yang dilakukan Breivik jelas merupakan bentuk
kebenciannya terhadap Islam, akibat makin bertambahnya jumlah Muslim di
Norwegia.
Aksi biadab Breivik ibarat letupan kebencian yang sudah
mendidih di kalangan umat Kristen yang benar-benar 'beriman' atau yang
disebut fundamentalis Kristen. Tidak hanya Breivik, di Belanda ada Geert
Wilders yang berjuang mengusir Muslim dari Belanda dengan segala macam
fitnah, penistaan dan provokasi untuk memusuhi Muslim. Di Prancis,
akibat kuatnya pengaruh partai fundamentalis Kristen, pemerintah
mengeluarkan larangan cadar dan jilbab bahkan hingga pembatasan lapangan
pekerjaan yang boleh dimasuki oleh Muslim. Di Italia, Partai Liga Utara
juga demikian membenci Islam hingga mereka berani menutup sebuah masjid
di daerah utara kota Verona Itali di bulan Mei 2008. Dan di Swiss, ada
pelarangan pembuatan menara bagi masjid. Di Denmark, ada kartun yang
dibuat untuk melecehkan Rasulullah SAW.
Di Amerika, Bush sebagai
kepala negara mengatakan, "God told me to invade Iraq..." Itu terjadi
pada oktober 2005, George Bush mengaku bahwa invasinya atas Irak dan
Afghanistan adalah misi yang diberikan tuhan. Dan menyatakan "Crusade"
atau "Perang Salib" sesaat setelah terjadinya peristiwa 11 September
2001. Dan kita tahu Perang Salib adalah perang dengan motivasi agama
yang dikobarkan Paus Urbanus II untuk melawan umat Islam di Yerussalem.
Dan pada 11 September 2001, Perang Salib dikobarkan kembali oleh George
Bush.
Petinggi agama Kristen, Paus Benedictus XVI sebagai
pimpinan umat Katolik seluruh dunia pada 2006 pernah mengatakan,
“Tunjukkan kepadaku hal baru apa yang telah dibawa Muhammad? Melainkan
kamu akan mendapati hal-hal yang berbau Evil (Setan) dan tidak
manusiawi, seperti perintahnya menyebarkan ajarannya dengan pedang"
Maka, nyata sekali permusuhan, perlawanan dan kebencian umat Kristen terhadap Islam. Bukan sekedar Breivik seorang.
'Tidak
ada agama yang mengajarkan kekerasan!”. Oya? Kalimat ini tidak
sepenuhnya benar namun tidak sepenuhnya juga salah. Kalimat ini
terpotong dan belum selesai. Kalau yang dimaksud adalah agama yang
pernah di turunkan Allah kepada Nabi Musa as dengan kitabnya Taurat yang
kemudian umatnya disebut Yahudi, Nabi Isa as yang menerima kitab Injil
yang kemudian umatnya disebut Nasrani, maka kalimat itu benar. Agama
dari Allah SWT tidak pernah mengajarkan kekerasan.
Namun yang
seperti sudah kita pelajari, agama-agama tersebut, Yahudi dan Kristen,
sudah demikian menyimpang dari ajaran aslinya, bahkan kebenaran
kitab-kitab mereka sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan lagi.
Sebagai contoh, ayat-ayat berikut:.
Lukas
19: 27. Akan tetapi semua seteruku (orang-orang kafir; peny.) ini, yang
tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah
mereka di depan mataku".
1 Samuel 15:3. Jadi pergilah sekarang,
kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan
janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki
maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu
maupun domba, unta maupun keledai"
Dan ayat-ayat semacam ini
tidak sedikit terdapat dalam kitab 'suci' orang Kristen. Sehingga jika
ada ucapan, "Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan! Maka dengan
pengetahuan kristologi yang kita miliki selama ini, kita bisa menjawab.
Ada! Dan kita bisa membuktikan bahwa perintah-perintah membantai umat di
luar penganut Kristen dalam Bibel sangat banyak. Dan ini pula yang
menjadi satu alasan yang mendorong bagi terjadinya pembantaian massal
atas nama Kristen, Victems of the Christian Faith.
Semenjak
gereja berdiri pada tahun 325M hingga abad ke-6, rumah-rumah ibadah
agama lain dihancurkan dan ribuan penganut agama tersebut dibunuh dengan
cara kejam. Kaisar Charlemagne pada tahun 782 memenggal kepala 4500
orang Saxon karena tidak mau menjadi Kristen. Pada 28 juni 1098 tercatat
100.000 Muslim Turki (Antiochia) dibunuh termasuk wanita dan anak-anak.
Pada 11 December 1098, 1000 orang Muslim dibunuh di Marra (Maraat
annuman). Di lokasi itu tentara Salib kehabisan makanan dan mereka
menderita kelaparan, kemudian mereka mengambil daging mayat-mayat Muslim
yang mulai membusuk dan memakannya, demikian catatan Albert Aquensis
dalam Christian Chronide, "Ini tentara Salib yang kanibal”.
Pada
15 Juli 1099, tentara salib menaklukkan kota Yerussalem. Lebih dari
60.000 orang dibantai yang terdiri atas Muslim juga Yahudi, perempuan
dan anak-anak. Salah satu saksi mata menyatakan: "genangan darah manusia
di depan kuil Salomon setinggi penggelangan kaki (kuda).”
Pernbantaian
demi pembantaian terus berlanjut bahkan masuknya tentara Salib Portugis
dan Spanyol ke Nusantara juga telah membunuhi penduduk pribumi
Nusantara yang mayoritas saat itu sudah menjadi Muslim. Hingga
pembantaian umat Islam di Irak, Afghanistan dengan alasan "War Againts
Terrorism."