Isu Teroris |
Untuk mempertahankan hegemoninya di dunia setelah bubarnya uni sovyet
menyusul kekalahnya dalam perang afghanistan maka amrik menargetkan
kekuatan Islam sebagai musuh berikutnya karena pada akhir dekade
sekarang ini hanya Islamlah yang berani menentang kekuatan politik made
in amrik yakni demokrasi.
Strategi pun dirancang sedemikian rupa dan kelicikan adalah strategi yang sangat di andalkan oleh amrik dalam melibas setiap rivalnya dalam kancah perpolitikan dunia, begitu juga dengan 'tangan musuh adalah pasukan yang terbaik' artinya amerika selalu mencari manusia manusia licik di pihak musuh yang bisa di beli, alias amerika selalu memanfaatkan penghianat penghianat yang bisa di beli olehnya.
Pada tanggal 11 September 2001 "war on terorism" adalah trick berikutnya yang di bangun amrik bersama kroninya dalam usaha untuk memulai perang melawan kekuatan Islam dengan berpatokan kepada tragedi 9/11 WTC New York yang sangat sarat dengan kejangggalan kejanggalan yang tidak membuktikan apapun kecuali peristiwa 9/11 adalah sebuah drama kebiadaban amrik dalam membantai warganya sendiri dalam membuat sekenario licik amrik guna membuat alasan baru dengan tujuan untuk mengagresi dunia Islam dan membantai puluhan ribu rakyat afghanistan dan iraq, dan usaha tersebut mendapat sambutan hangat dari semua media berita yang merupakan binatang binatang piaraan amrik di seluruh dunia termasuk di indonesia.
Begitu juga dengan tragedy "bali blast 1" yang hanya menyisakan tanda tanya besar mengapa bom sekelas "mikro nuke" bisa beraksi dan merenggut 300 nyawa lebih di bali, dan pihak pembom pun hanya mengakui bom pertama yang mereka ledakkan sementara bom yang paling hebat yang kuat di duga berasal dari "mikro nuke" tidak mereka akui karena memang di luar pengetahuan mereka.
Dengan semangat media media berita piaraan amrik di seluruh dunia menggonggong 'Islam mengajarkan terorisme', sementara mereka menutup rapat rapat mata dan hati mereka sendiri akan kenyataan bahwa amrik adalah pembuat senjata pemusnah massal terbesar di dunia dan menempati posisi sebagai negara agressor paling aktif di dunia
Dengan jurus 'selicik ular dan setulus merpati' media media piaraan amrik ini selalu mengexpose sekecil apapun kekerasan yang di lakukan pihak muslim dan menyembunyikan sebesar apapun kejahatan yang dilakukan oleh kaum nasrani dan yahudi.
Berita pun menyebar laksana awan tertiup angin keseluruh penjuru dunia tentang kebiadaban "teroris" yang di dukung penuh oleh media-media binaan amrik, laksana anjing anjing piaraan yang dilepas oleh tuanya, sementara kebiadaban rms ambon terhadap desa tobelo yang merenggut nyawa 3000 orang lebih media media piaraan amrik ini diam seribu bahasa dan kentara sekali bahwa mereka mengubur rapat rapat kebiadaban kristen rms tersebut.
Ledakan bom bali 1, 12 Oktober 2002, menelan korban tewas 184 orang, 250 orang luka-luka, 47 bangunan hancur, dan ratusan mobil rusak berat. Getaran ledakannya terasa hingga 12 kilometer. Sedangkan bunyi ledakan terdengar hingga puluhan kilometer. Adapun uapnya tinggi menjulang ke awan hingga seratus meter, membentuk cendawan api raksasa yang sangat menyilaukan bahkan membutakan mata.
Ledakan itu sendiri meninggalkan sebuah lubang besar berdiameter 5 x 4 meter dan kedalaman 1,5 meter. Itulah Bom Bali. Tepatnya terjadi di depan Kafe Sari Club dan Paddy’s Club, jalan Legian, Kuta, Bali.
Kasus Bom Bali
masih menyisakan sejuta tanda tanya. Bahkan, tanda tanya itu bukannya
berkurang, namun justru kian hari makin bertambah. Berbagai informasi
dan analisa sangat simpang siur. Para pakar, pengamat, politisi,
pejabat, dan juga aparat, mengeluarkan statemen yang saling berbeda satu
sama lain. Ada nuansa keanehan dan kejanggalan di sana bagi yang
mencermati kasus ini sejak awal. Ada di antara data dan informasi itu
yang mengandung kebenaran (meskipun belum terbukti seratus persen),
namun tak sedikit yang justru menyesatkan.
Kejanggalan Bom Bali 1
Beberapa hari menjelang hari H, kapal
perang Amerika Serikat (AS) dan kapal perang Australia merapat di
Pelabuhan Benoa, Bali. Sekadar informasi, Pelabuhan Benoa memang sering
dilabuhi kapal perang asing, anmun kali ini lain dari biasanya. Saat
kapal perang dari dua negara tersebut merapat, mereka langsung
mensterilkan wilayah pelabuhan hingga radius 500 meter dari lokasi
kapal. Pertanyaannya, mengapa mereka bisa berbuat demikian di wilayah
kedaulatan Republik Indonesia? Ini hanya mungkin jika ’pemain asing’
tersebut bekerja sama dengan ’pemain domestik’.
Apa yang dilakukan kapal perang tersebut
dan mengapa mensterilkan lokasinya? Mencari jawaban atas pertanyaan ini
dan hubungannya dengan ledakan sangat kuat yang terjadi kemudian di
Legian, Bali, bukan pekerjaan mudah.
Namun, satu artikel hasil
investigasi Joe Vialls -seorang pakar bahan peledak dan investigator
independen Australia- agaknya mengungkapkan hubungan ini.
Sangat mungkin kapal tersebut tengah membawa SADM dan melakukan
’bongkar barang’ ketika merapat di Pelabuhan Benoa. Upaya
sterilisasi lokasi kapal hingga radius 500 meter memperkuat analisa ini.
Bukan mustahil, di sinilah terjadi perpindahan tangan, dari ’pemain
asing’ ke ’pemain domestik’. (Sabili, No. 10 Th. X 28/11/02)
Setelah berganti ganti alasan mengenai penyebab bom bali 1 mulai dari C-4, TNT bahkan menurut Kapolda Bali, Brigjen Pol.
Drs. Budi Setyawan, MSc. (Media Indonesia, 17/10/02) Bom itu jenid RDX. ”RDX adalah turunan dari komposisi AMX dan nitrat
yang memiliki daya ledak sangat besar,” yang pada akhirnya, polisi berkeyakinan bahwa bom
yang meledak di Bali berasal dari karbit! Menurut Kapolda Jatim, Irjen
Pol Heru Susanto, ”Bisa jadi bahan kimia ini (las karbit)digunakan
Amrozi untuk aksi pengeboman di Bali.” Heru yakin bahwa Amrozi
menggunakan bahan kimia tersebut sebagai bahan pembuatan bom Bali.
Karena menurutnya, jenis bom yang meledak di Bali itu bukan jenis C-4
apalagi mengandung unsur mikronuklir. (Republika, 11/11/02)
Dalam tulisan yang dilengkapi film
berformat real-player, Vialls mengungkapkan bahwa satu-satunya cara yang
dianjurkan untuk membawa bahan peledak berjenis Special Atomic
Demolition Munition (SADM) -micro nuke- adalah lewat laut, bahkan lewat
bawah laut. Lewat jalur inilah yang paling tinggi tingkat keamanannya.
Belak`ngan, ketika kepolisian Indonesia menyatakan bom Bali adalah bom
dari karbit, Vialls berkomentar pendek, ”Itu analisis idiot murni!”
Ada semacam nuansa dan kecenderungan,
aparat berupaya mengarahkan bahwa pelakunya adalah lokal. Orang
Indonesia. Maka, agar logis, dikatakanlah bahwa bom tersebut dari jenis
karbit, sebab orang lokal pun bisa merakit dan meledakannya. Polisi
menolak bom Bali dari jenis C-4, apalagi mengandung unsur mikronuklir.
Artinya, mustahil peledakan itu dilakukan oleh Israel, Amerika, Inggris,
atau Australia. Luar biasa. Bom sedahsyat itu dibilang dari karbit.
Kita dibuat bingung dan tidak mengerti. (Sabili, No. 10 Th. X 28/11/02)
Lahirnya Perppu Antiterorisme
Sabtu dini hari, 19 Oktober 2002, Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengumumkan lahirnya Perppu Antiterorisme. Pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1 tentang Tindak Pidana Terorisme dan Perppu No. 2 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Perppu No. 1. Setelah itu, ramailah pro-kontra di kalangan masyarakat menanggapi kemunculan Perppu ini.
Sabtu dini hari, 19 Oktober 2002, Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengumumkan lahirnya Perppu Antiterorisme. Pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1 tentang Tindak Pidana Terorisme dan Perppu No. 2 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Perppu No. 1. Setelah itu, ramailah pro-kontra di kalangan masyarakat menanggapi kemunculan Perppu ini.
Berkaitan dengan pemberian bantuan (sogokan) Amerika Serikat kepada Indonesia dua
bulan sebelum terjadinya Bom Bali sebesar 50 juta dolar untuk memerangi
terorisme. Itu pun baru babak pertama. Masih ada bonus tambahan lagi
jika Indonesia sungguh-sungguh dan serius dalam menangani terorisme di
tanah air.
Isu perang melawan terorispun sangat terasa agak dipaksakan dan terkesan
terburu buru menyusul terbentuknya detachement khusus anti terror yang
lebih di kenal dengan densus 88, dimana mendapat dukungan dana penuh
dari amrik dan nyata sekali bahwa target densus 88 adalah mujahidin
mujahidin indonesia yang pernah berjuang di daerah konflik baik nasional
maupun international, sementara densus 88 selalu memalingkan muka
tehadap aksi teror, yang telah dilakukan oleh papua merdeka misalnya
yang telah menelan beberapa anggota brimob, tentara dan rakyat biasa di
sana, sangat jelas bahwa densus beserta media media piaraan amrik
memoncongkan senjata hanya untuk umat muslim yang sejatinya lebih sering
mendapat kebiadaban dari pihak luar.