Galileo
Galilei adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang
memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah, yang meninggal dalam tahanan
rumah karena pendirianya bertentangan dengan pihak gereja katolik roma.
Sumbangannya
dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai
pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika).
Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus
mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.
Pada tahun 1610, Galileo menerbitkan
karyanya Sidereus Nuncius (Pembawa Pesan Berbintang), menjelaskan
pengamatan-pengamatan yang mengherankan yang ia alami dengan teleskop
barunya. Hal-hal ini dan penemuan-penemuan lainnya melahirkan
kesulitan-kesulitan besar pada pengertian akan surga yang telah dipegang
teguh sejak lama, dan melahirkan minat yang baru di dalam ajaran-ajaran
radikal seperti teori heliosentrisme Copernicus.
Sebagai reaksinya, banyak cendekiawan menyerang teori tersebut sebab teori ini terlihat bertentangan dengan beberapa kutipan dari Kitab Suci. Bagian Galileo di dalam kontroversi atas teologi, astronomi dan filosofi ini berpuncak pada pengadilan dan penjatuhan hukumannya di tahun 1633 atas dasar kecurigaan yang mendalam akan paham yang melawan ajaran Gereja, karena dalam bible tertulis bahwa:
Sebagai reaksinya, banyak cendekiawan menyerang teori tersebut sebab teori ini terlihat bertentangan dengan beberapa kutipan dari Kitab Suci. Bagian Galileo di dalam kontroversi atas teologi, astronomi dan filosofi ini berpuncak pada pengadilan dan penjatuhan hukumannya di tahun 1633 atas dasar kecurigaan yang mendalam akan paham yang melawan ajaran Gereja, karena dalam bible tertulis bahwa:
"TUHAN adalah Raja; Ia berpakaian keagungan dan kekuatan. Bumi berdiri teguh tak dapat goyah." (Mazmur 93:1)
"Oh, Tuhanku, Kau-lah yang Maha Besar… Kau pancangkan bumi pada fondasinya, tiada bergerak untuk selamanya" (Mazmur 104:5).
"Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan
orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang
Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas
lembah Ayalon! "
"Maka berhentilah matahari dan bulanpun
tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya.
Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari
tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira
sehari penuh." (Yosua 10:12-13)
"Demikianpun matahari terbit, lalu matahari masuk, maka termengeh-mengehlah ia kembali ke tempat ia terbit dahulu..." (Pengkhotbah 1:5)
"Demikianpun matahari terbit, lalu matahari masuk, maka termengeh-mengehlah ia kembali ke tempat ia terbit dahulu..." (Pengkhotbah 1:5)
Akibat
pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap merusak iman dan
diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya
tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran
Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam
semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai
meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan
secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam
pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja
Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan. Luar biasa untuk
menyadari kebodohanya gereja katholik roma membutuhkan waktu selama 3.5
abad...
Menurut
Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar
bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak
astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil
usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles.
Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah
contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir
(terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.
Galileo
Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari 1564
sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan
musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa
kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti karena
masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589
untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua
untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada
masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan membuat berbagai penemuan.
Pada
tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei
Lincei untuk mengamati bintik matahari. Di tahun itu juga, muncul
penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus, teori yang didukung oleh
Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella, Tommaso Caccini
mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan
bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk
mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino
menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya mendukung maupun mengajarkan
teori Copernicus.
Galileo menulis Saggiatore di tahun
1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada tahun 1624, ia
mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke
Roma untuk membuat izin mencetak buku "Dialogo sopra i due massimi
sistemi del mondo" yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632.
Namun, di tahun itu pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo
harus ditahan di Siena.
Ilustrasi persidangan Galileo |
Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke
vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, "Discorsi e dimostrazioni
matematiche, intorno à due nuove scienze" diterbitkan di Leiden pada
1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari
1642, Galileo meninggal di Arcetri saat ditemani oleh Vincenzo Viviani,
salah seorang muridnya.
Menurut catatan
sejarah yang pernah di ketahui, bahwa kehidupan di Eropa yang sejak
dahulu menjadi pusat agama Kristen/Yahudi pada masa sebelum perang
Salib, kehidupannya sangat rendah dan buruk, baik itu segi
kemasyarakatan, keagamaan, pemerintahan, dll.
Hal ini di dasarkan
karena kebodohan kaum gerejawan katolik roma yang melarang kaumnya untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan karena berdasar kepada "nabi adam yang
telah berdosa karena sudah memakan buah ilmu pengetahuan".
Bila
mereka benar bahwa agama mereka membawa kemajuan dan kebenaran, tentunya
kemajuan itu sudah mereka alami sejak turunnya agama Kristen/Yahudi
tersebut, tetapi kenyataannya setelah mencapai 10 abad, kehidupan
bukannya semakin membaik malah semakin memburuk yang kemudian dikenal
dalam sejarah dengan sebutan masa kegelapan, karena adanya ajaran untuk
mengabaikan sama sekali kehidupan dunia bahkan melupakannya sama sekali,
tetapi Kristen/Yahudi dengan sangat cepat mengalami kemajuan dalam ilmu
pengetahuan dan kehidupannya segera setelah perang Salib, setelah
adanya interaksi dengan dunia Islam.
Bilapun ada sisa–sisa kemajuan yang
ada, itupun sebenarnya sisa–sisa peninggalan kebudayaan berhala yang
pernah ada di wilayah mereka, seperti kebudayaan Romawi, kebudayaan
Yunani, Persia, dll.
Masuknya
pengaruh Islam sebenarnya sudah dimulai sejak abad ke 7 m, ketika
pasukan Panglima Besar Tarikh ibn Ziyad bersama 12000 pasukanya yang
mendapat perintah dari khalifah Islam Musa ibn Nusair untuk menaklukan
bangsa Goth yang menjajah bangsa Spanyol di semenanjung Andalusia. Dan
setelah menaklukan Spanyol maka berdirilah ke kalifahan Islam Bani Umayah yang
berpusat di Andalusia dan sempat mengalami masa kejayaanya dan
melahirkan banyak ilmuwan baik dari kalangan muslim dan bahkan dari
kalangan yahudi, dan bertahan selama sekitar 5 abad.
Maria Rosa Menocal, spesialis sastra Iberia di Universitas Yale, berpendapat bahwa “toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus”. Dalam bukunya The Ornament of the World (2003), Menocal berpendapat bahwa sebagai dzimmi, agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim, namun masih lebih baik daripada di daerah Eropa yang dikuasai Kristen. Orang-orang Yahudi dan sekte-sekte Kristen yang dianggap terlarang datang dari seluruh Eropa ke Al-Andalus, dimana mereka menerima toleransi.
Kenyataan bahwa banyak sekali ilmuwan–ilmuwan yang dibantai karena pernyataan para ilmuwan tersebut bertentangan dengan ajaran mereka (Galileo hanya salah satu diantaranya), yang dibunuh jumlahnya mencapai mendekati seratus ribu orang , sedangkan yang dengan hukuman lainnya mencapai setengah juta orang lebih. Padahal penduduk dunia pada waktu itu kira-kira berjumlah 700 juta jiwa dan hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang tinggal di daratan Eropa, dan itu belum termasuk korban Inkuisisi yang dijalankan oleh Paus Inocentius dan ratu Issabella terhadap penduduk Andalusia, Spanyol, yang korbannya mencapai 1.000.000 jiwa (muslim yang tewas setelah dipaksa murtad dari Islam atau bahkan masuk Kristen Katolik) yang tewas dengan mengenaskan.
Dapat dibayangkan sesungguhnya betapa banyak ilmuwan yang dibinasakan pada waktu itu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Eropa pada masa itu. Padahal sebenarnya pada saat itu Islam sedang mengalami masa kemunduran yang cukup parah, namun dalam keadaan yang paling buruk, masih mampu memberi cahaya kemajuan yang sangat kuat kepada dunia lain yang sama sekali belum mengenal Islam.
Maria Rosa Menocal, spesialis sastra Iberia di Universitas Yale, berpendapat bahwa “toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus”. Dalam bukunya The Ornament of the World (2003), Menocal berpendapat bahwa sebagai dzimmi, agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim, namun masih lebih baik daripada di daerah Eropa yang dikuasai Kristen. Orang-orang Yahudi dan sekte-sekte Kristen yang dianggap terlarang datang dari seluruh Eropa ke Al-Andalus, dimana mereka menerima toleransi.
Kenyataan bahwa banyak sekali ilmuwan–ilmuwan yang dibantai karena pernyataan para ilmuwan tersebut bertentangan dengan ajaran mereka (Galileo hanya salah satu diantaranya), yang dibunuh jumlahnya mencapai mendekati seratus ribu orang , sedangkan yang dengan hukuman lainnya mencapai setengah juta orang lebih. Padahal penduduk dunia pada waktu itu kira-kira berjumlah 700 juta jiwa dan hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang tinggal di daratan Eropa, dan itu belum termasuk korban Inkuisisi yang dijalankan oleh Paus Inocentius dan ratu Issabella terhadap penduduk Andalusia, Spanyol, yang korbannya mencapai 1.000.000 jiwa (muslim yang tewas setelah dipaksa murtad dari Islam atau bahkan masuk Kristen Katolik) yang tewas dengan mengenaskan.
Dapat dibayangkan sesungguhnya betapa banyak ilmuwan yang dibinasakan pada waktu itu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Eropa pada masa itu. Padahal sebenarnya pada saat itu Islam sedang mengalami masa kemunduran yang cukup parah, namun dalam keadaan yang paling buruk, masih mampu memberi cahaya kemajuan yang sangat kuat kepada dunia lain yang sama sekali belum mengenal Islam.
Ilmuwan korban kebodohan katolik roma |
Para
ilmuwan mereka (Kristen/Yahudi) dikebiri dan dijegal dalam kegiatan
mereka mencari kebenaran, seperti antara lain tuduhan bid'ah bahkan
sampai pemaksaan ilmuwan tersebut untuk minum racun atau dihukum bakar
bila masih mempertahankanan kebenaran ilmu pengetahuan yang mereka bawa.
Kemajuan ilmu pengetahuan di dunia mereka mulai marak setelah perang
Salib yang selama 195 tahun yang mana mereka banyak menyerap ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Islam untuk diterapkan dalam kehidupan
mereka, bahkan yang termasuk pertama kali menyerap ajaran Islam adalah
para pendeta dan pasukan salib yang bisa menerima kebaikan yang mereka
dapatkan secara langsung dari pasukan muslim, bidang yang diminati pertama kali adalah
bidang ilmu hukum yang kemudian minat tersebut berkembang kesegala segi
ilmu pengetahuan yang ada ketika itu, alasan apa yang benar–benar kuat
yang dapat menyebabkan terjadinya revolusi besar–besaran dalam kehidupan
bangsa
Eropa yang dikenal dengan nama Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan yang dinyatakan mulai berjalan sejak tahun 1350 m, sedangkan perang Salib terjadi tahun 1096 – 1291 M, suatu jangka waktu yang terlalu berdekatan dan merupakan peristiwa–peristiwa sangat besar di Eropa pada masa tersebut dan terlalu kuat untuk diabaikan hubungan antara keduanya dan tak ada hal–hal lain yang cukup kuat yang dapat menyebabkan terjadinya Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan selain dengan masuknya pengaruh Islam ke dalam kehidupan Kristen/Yahudi.
Kenyataan ini membuat Gereja terdesak, tidak mampu menjawab pertanyaan umat mereka, sehingga sekitar abad ke 16 dikeluarkan dekrit bahwa hanya Paus yang boleh menafsirkan kitab Injil dan pernyataan yang biasa disebut dengan "Capita de Reformatione" yang berisi penentangan kemajuan dan perkembangan dunia modern (ilmu pengetahuan dan kehidupan dunia)
yang merupakan hasil Konsili (rapat akbar pendeta Kristen/Yahudi seluruh dunia) tahun 1545 – 1563 M di Trente – Italia, kemudian sekitar abad ke 18 terjadi aliran besar–besaran pemisahan antara kehidupan akhirat dan kehidupan dunia yang biasa disebut dengan Sekularisasi akibat kegagalan Injil dalam mempertahankan eksistensinya dari ilmu pengetahuan yang kemudian disebarkan keseluruh dunia dan ditanamkan secara paksa kepada daerah–daerah yang mereka jajah dan daerah–daerah yang bisa mereka pengaruhi, bukankah ini merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah kemunduran dan tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan dan jaman.
Bahkan, bekas–bekas bahwa Kristen/Yahudil menentang perkembangan dan kemajuan jaman masih terasa kuat pada buku pedoman penghayatan dan kehidupan Kristen/Yahudi yang sering disebut dengan 'Katekismus' yang diterbitkan sekitar awal tahun 1990–an, juga adanya larangan bagi kalangan Yahudi/Israel di masa kini untuk menikmati keduniaan seperti TV dan Radio (yang dalam Kristen sering disebut dengan Selibat).
Eropa yang dikenal dengan nama Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan yang dinyatakan mulai berjalan sejak tahun 1350 m, sedangkan perang Salib terjadi tahun 1096 – 1291 M, suatu jangka waktu yang terlalu berdekatan dan merupakan peristiwa–peristiwa sangat besar di Eropa pada masa tersebut dan terlalu kuat untuk diabaikan hubungan antara keduanya dan tak ada hal–hal lain yang cukup kuat yang dapat menyebabkan terjadinya Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan selain dengan masuknya pengaruh Islam ke dalam kehidupan Kristen/Yahudi.
Kenyataan ini membuat Gereja terdesak, tidak mampu menjawab pertanyaan umat mereka, sehingga sekitar abad ke 16 dikeluarkan dekrit bahwa hanya Paus yang boleh menafsirkan kitab Injil dan pernyataan yang biasa disebut dengan "Capita de Reformatione" yang berisi penentangan kemajuan dan perkembangan dunia modern (ilmu pengetahuan dan kehidupan dunia)
yang merupakan hasil Konsili (rapat akbar pendeta Kristen/Yahudi seluruh dunia) tahun 1545 – 1563 M di Trente – Italia, kemudian sekitar abad ke 18 terjadi aliran besar–besaran pemisahan antara kehidupan akhirat dan kehidupan dunia yang biasa disebut dengan Sekularisasi akibat kegagalan Injil dalam mempertahankan eksistensinya dari ilmu pengetahuan yang kemudian disebarkan keseluruh dunia dan ditanamkan secara paksa kepada daerah–daerah yang mereka jajah dan daerah–daerah yang bisa mereka pengaruhi, bukankah ini merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah kemunduran dan tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan dan jaman.
Bahkan, bekas–bekas bahwa Kristen/Yahudil menentang perkembangan dan kemajuan jaman masih terasa kuat pada buku pedoman penghayatan dan kehidupan Kristen/Yahudi yang sering disebut dengan 'Katekismus' yang diterbitkan sekitar awal tahun 1990–an, juga adanya larangan bagi kalangan Yahudi/Israel di masa kini untuk menikmati keduniaan seperti TV dan Radio (yang dalam Kristen sering disebut dengan Selibat).