Kesaksian dusta terbesar sekaligus paling memalukan dalam sejarah 
kristenisasi di Indonesia, dilakukan oleh Pendeta Mohammad Makrus Ali 
Atamimi.
Situs kristenisasi www.isadanislam.com mengunggah testimoni Pendeta 
Makrus Ali dengan judul bombastis “Mantan Pemimpin FPI Menerima Isa 
Al-Masih.” Untuk memuluskan kristenisasi, dalam situs tersebut juga 
disediakan fasilitas mengunduh file video rekaman testimoni.
Ringkasan testimoni pria keturunan Arab-Jawa kelahiran Bangil Jawa Timur ini  adalah sebagai berikut:
1. Mengaku sebagai seorang keturunan Nabi Muhammad yang bergelar habaib sehingga dipercaya menjaga sumur Zamzam selama 4 tahun.
2. Setalah kuliah di Universitas Islam Madinah selama 4 tahun, melakukan tugas jihad ke Afghanistan.
3. Usai jihad di Afghanistan, pulang ke Indonesia untuk mendirikan Laskar Jihad bersama Ustadz Dja’far Umar Thalib di Ambon.
4. Tanggal 10 Januari tahun 2004 dilantik menjadi Ketua FPI Jawa Timur 
karena memiliki tipologi yang bengis, kejam dan licik dalam 
menghancurkan umat Kristen.
5. Saat menjadi Ketua FPI Jawa Timur, ia mendapat tugas dari guru 
besarnya untuk mencari boneka emas (Jawa:  gole’an kencono) di alam 
gaib. Dalam tirakat mencari boneka emas itulah, ia bertemu dengan Yesus 
dalam suatu penampakan. Maka pada tahun 2004 itu pula ia masuk Kristen 
dengan nama Kristen: Habib Palulus Mohamad Ali Markus At-Tamimi.
Pendeta Menipu, Jemaat Tertawa Memberi Aplaus
Kasus VCD testimoni Pendeta Markus Ali yang mengaku habib bekas Ketua 
FPI Jatim ini sebenarnya kasus usang yang sudah diserahkan ke Polda 
Jatim. Tapi anehnya, sampai sekarang para penginjil Kristen masih 
mengelu-elukan VCD yang seratus persen berisi bualan pendeta itu.
Meski VCD yang beredar itu tidak beridentitas, namun penulis bersama 
jaringan Tim FAKTA Malang berhasil melacak sumber VCD itu pada Oktober 
2007. Bermodal gambar yang ada di VCD itu, penulis berhasil menemui 
pihak gereja dari gembala sidang hingga moderator acara, Hari Sujalmo di
 kediamannya. Di pucuk GJKW penulis berdialog dengan Pendeta Gunawan 
Yuli, Ketua Komisi Hubungan Antarumat Beragama Majelis Agung GKJW.
Penulis beberapa kali berdiskusi langsung dengan Pendeta Markus Ali dan 
istrinya, Pujiana di Surabaya. Lalu untuk melacak asal-usul Markus, 
penulis juga menapak tilas masa lalunya yang penuh dengan kriminalitas 
di dusun Mbiru desa Gunung Rejo kecamatan Singosari Malang. Ternyata 
Markus pernah dibui dalam kasus penipuan dan penggelapan uang.
VCD yang beredar pada tahun 2007 itu adalah rekaman testimoni Pendeta 
Markus dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Gereja Kristen Jawi
 Wetan (GKJW) Kebon Agung Malang. Acara bertempat di gedung GKJW Tulung 
Rejo di kota Batu, Malang ini diselenggarakan bertepatan pada hari raya 
Nyepi tanggal 19 Maret 2007.
Tak hanya berdusta, dalam ceramahnya Markus terang-terangan menghina 
Islam. Ia menyebut ritual ibadah haji sebagai permainan anak-anak kecil.
 Karenanya umat Islam yang berhaji itu perlu diperiksakan ke psikiater. 
Ia juga menyebut hajar Aswad sebagai kumpulan 8.888 jin yang dipimpin 
oleh jin yang bernama Huda Alfitiri. Tentang air Zamzam, Markus menuding
 bahwa air itu bukan air dari sumur Zamzam, tapi air suling dari PDAM 
Arab.
Dusta yang paling mencolok adalah ketika menceritakan asal-usul doa 
shalawat Nabi. Dengan akting yang cukup meyakinkan bak sejarawan, Markus
 menyebutkan bahwa asal mula shalawat itu dimulai ketika Nabi pada usia 
ke-61 tahun diracun oleh istrinya yang ke-17. Maka turunlah surat Yasin 
untuk dibacakan kepada Muhammad dengan harapan agar dipercepat 
kesembuhannya. Karena tak kunjung terkabul, Muhammad yang sudah sekarat,
 mengumpulkan seluruh keluarga dan shahabatnya untuk membaca shalawat. 
Setelah dibacakan shalawat, barulah Muhammad meninggal dunia.
Menurut Markus Ali, doa shalawat yang dibacakan pada akhir hayat Nabi 
adalah “Allohumma solli ala sayyidina muhammadin wa ala sayyidina 
muhammad ku anfusakum wa ahlikum naron.”
Bacaan shalawat yang diceritakan Markus ini jelas ngibul besar dan tak 
pernah diajarkan dalam Islam. Uniknya, ratusan jemaat yang memadati GKJW
 berulang kali memberikan aplaus ketika Markus menghujat Islam. Tanpa 
disadari, mereka memberikan support bagi orang yang telah menipu mereka 
di rumah ibadah.
    …Dusta yang paling mencolok adalah cerita Markus tentang asal-usul 
shalawat Nabi. Bacaan shalawat yang diceritakan Markus ini jelas ngibul 
besar dan tak pernah diajarkan dalam Islam...
Masuk Islam Setelah Difatwa Mati
Mendengar namanya dicatut untuk pengkristenan umat Islam, Ustadz Dja’far
 pun memfatwa mati kepada Pendeta Markus karena melecehkan Allah SWT, 
Islam dan Nabi Muhammad SAW. Mantan Panglima Laskar Jihad ini 
menyebutkan keutamaan membunuh pendeta penghujat Allah dan Rasul-Nya 
dengan mengutip hadits dari Sunan Abi Daud: “Laa yajtami’u fin-naari 
kaafirun wa qootiluhu abadan” (Tidak akan pernah berkumpul di neraka, 
antara orang kafir dengan orang yang membunuhnya).
Namun sebelum fatwa mati dilaksanakan, pembohong
 Markus buru-buru menyatakan masuk Islam dengan bersyahadat di hadapan 
Ustadz Sahal Soleh, dosen LPBA Sunan Ampel, Surabaya. Esoknya, Sabtu 
(27/10/2007) Markus mengadakan hajatan besar di rumahnya di kawasan 
Sidoyoso, Surabaya Utara. Ia memperbaharui nikah secara Islam dengan 
Pujiana, anak ketujuh H Abdul Manaf yang sudah dinikahi sejak tahun 
1986. Usai pembaharuan nikah, diadakan khataman Al-Qur’an yang 
dilanjutkan dengan pengajian tasyakuran pada malam harinya. Selaku 
shahibul bait, Markus memberikan kata sambutan. Ia menyatakan tekadnya 
bersama istri dan kelima anaknya untuk istiqamah dalam Islam sampai 
akhir hayatnya. Acara ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh 
Ustadz Masyhud SM, dai pakar kristologi dari Sidoarjo. Penulis hadir 
pada acara yang dihadiri ratusan warga ini dengan mendokumentasikan 
dalam VCD.
    ...yang harus diperiksakan ke psikiater bukan umat Islam yang 
melakukan ibadah haji, melainkan Pendeta Markus yang merekayasa 
kesaksian dusta di gereja...
Usai pengajian, penulis bertanya kepada Markus dari mana ia mendapatkan 
literatur bahwa Hajar Aswad di Masjidil Haram itu dihuni oleh 8.888 jin 
yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Alfitiri? Dan darimana ia 
mendapat informasi tentang shalawat Nabi yang aneh itu?
Markus menjawab bahwa itu semua akal-akalan yang menjiplak apologi para 
pendeta seniornya, antara lain: Bambang Noorsena, Edi Sapto, Drs H Amos,
 Nur Aziz, dan Hamran Ambrie.
Jelaslah bahwa yang harus diperiksakan ke psikiater bukan umat Islam 
yang melakukan ibadah haji, melainkan Pendeta Markus yang merekayasa 
kesaksian dusta di gereja.
Dan para misionaris penyebar VCD Markus Ali pun harus dirawat di rumah sakit jiwa!!
Untuk mengkristenkan umat Islam, para pendeta sudah tidak punya 
rasa malu untuk berkata dusta, berbuat fitnah dan berlaku licik. 
Setidak-tidaknya, hal ini dilakukan oleh Pendeta Markus dalam ceramah 
kesaksiannya di gereja. Dalam ceramah yang direkam dalam keping VCD 
tersebut, Pendeta Markus mengaku sebagai mantan Habib pendiri FPI dan 
Laskar Jihad. Dalam ceramahnya, Pendeta Markus banyak melecehkan ajaran 
Islam.
Awal bulan yang lalu (3/1/2010), VCD kesaksian dusta Pendeta Markus 
diedarkan secara gelap kepada umat Islam di Bengkulu. Kini, VCD yang 
sama diedarkan di Sumenep, Madura.
Bulan ini, VCD kesaksian dusta Pendeta yang mengaku mantan habib FPI itu
 kembali gegerkan umat Islam Madura, setelah beredar luas di Kecamatan 
Dasuk, Pasongsongan dan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. 
VCD kesaksian dusta itu disebarkan secara gelap, satu paket dengan 
buku-buku pelecehan Islam.
Kiyai Muhammad Hanif, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur, Desa 
Mantajun, Kecamatan Dasuk, Sumenep, Selasa (16/2/2010) sangat khawatir 
dengan peredaran VCD dan buku tersebut, karena sangat melecehkan Islam.
"Beberapa hari lalu, sejumlah warga mendatangi dan memberitahukan pada 
kami telah menerima buku dan VCD yang isinya melecehkan ajaran Islam. 
Kami khawatir dan resah atas peredaran buku dan VCD tersebut, karena 
isinya tidak mengenakkan," katanya menambahkan.
Ia mengatakan, pihaknya langsung membaca dua buku dan memutar VCD yang diserahkan warga tersebut.
"Isinya memang melecehkan ajaran Islam. Di VCD, Nabi Muhammad disebutkan
 meninggal dunia akibat diracun oleh salah seorang istrinya dan Nabi 
Ismail menjadi nabi atas permintaan Nabi Ibrahim," paparnya 
mengungkapkan.
Di VCD tersebut, juga disebutkan thawaf (mengelilingi Ka'bah sebanyak 
tujuh kali) yang merupakan salah satu rangkaian ibadah haji disebut 
sebagai mainan anak-anak kecil.
"Kami langsung meminta warga untuk tidak percaya pada isi VCD maupun buku tersebut," ucap Hanif menuturkan.
Sesuai informasi dari warga, kata dia, buku dan VCD tersebut diperoleh 
dari orang yang naik sepeda motor dan tak dikenal oleh warga sekitar.
"Salah satu buku diterima oleh salah seorang siswa sekolah dasar (SD). 
Ketika itu, anak tersebut pulang dari sekolah dan di jalan tiba-tiba 
dilempari buku oleh orang yang naik sepeda motor," tutur Hanif 
menjelaskan.
Dalam VCD Pendeta Makrus itu tidak dicantumkan penerbit dan alamat 
jelas, hanya mencantumkan judul: "Yang Kuasa sudah Ubahkan Hati Keras", 
dan nomor telepon genggam 0812891942xx.
Dua buku yang beredar di Desa Mantajun berjudul "Jalan (Tauhid) Menuju 
Surga" dan "Siapa Membelenggu Tuhan, Penuntun Menjadi Kaum Imani yang 
Tidak Membelenggu Tuhan". Kedua buku ini sama sekali tidak mencantumkan 
nama penulis dan alamat penerbit, hanya terdapat nomor telepon genggam 
0852255590xx.
Dalam buku yang beredar itu disebutkan Nabi Muhammad tertipu jin Arab 
ketika menyebarkan agama Islam dan Ka'bah adalah patung berhala.
Sementara di desa Mordejeh, Kecamatan Ganding, disebarkan judul buku 
lain, yaitu “Jalan ke Surga,” juga tidak mencantumkan nama penulis dan 
alamat penerbit.
Polres Sumenep Selidiki Penyebaran VCD dan Buku Pelecehan Islam
Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD yang isinya melecehkan ajaran Islam di wilayahnya.
Kasat Intelkam Polres Sumenep, AKP Endri Prasetyo Utoro, Selasa, 
menjelaskan, pihaknya telah menerima informasi tentang adanya orang tak 
dikenal yang menyebarkan buku dan VCD pada masyarakat.
"Kami gerak cepat untuk menyelidiki kasus penyebaran buku dan VCD 
tersebut, karena isinya sensitif, yakni melecehkan ajaran Islam," 
katanya di Sumenep.
Untuk sementara, kata dia, pihaknya telah menerima informasi adanya 
kasus penyebaran buku dan VCD yang menjelekkan ajaran Islam oleh orang 
tak dikenal di tiga lokasi, yakni dua desa di Kecamatan Pasongsongan dan
 satu desa di Kecamatan Dasuk.
"Kami telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus penyebaran buku dan 
VCD itu. Saat ini, anggota masih di lapangan," katanya mengungkapkan.
Informasi sementara yang dilaporkan anggotanya, kata dia, orang yang 
menyebarkan buku dan VCD itu naik sepeda motor dan mengenakan helm 
standar, sehingga wajahnya tidak diketahui.
"Ada pun modus penyebarannya adalah menyerahkan pada anak sekolah dan 
warga di rumahnya. Kami berharap warga yang menerima buku dan VCD serupa
 untuk melaporkan pada kami," kata Endri menuturkan.
Ada pun tiga lokasi penyebaran buku dan VCD yang melecehkan ajaran Islam
 adalah di Desa Soddara dan Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, dan Desa 
Mantajun, Kecamatan Dasuk.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sumenep KH Syafraji belum dapat 
dikonformasi mengenai tindak lanjut dari ditemukannya buku dan VCD yang 
melecehkan agama Islam tersebut.
Dusta Pendeta Markus Besar Sekali!!
Dalam VCD kesaksian Pendeta Markus yang sampai di redaksi voa-islam.com,
 rekaman VCD penghujatan itu berdurasi 90 menit, menampilkan ceramah 
kesaksian di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).
Dalam ceramahnya yang kental dengan logat Suroboyoan, pendeta Muhammad 
Ali Makrus alias Markus itu banyak mengeluarkan kesaksian dusta, adu 
domba dan penodaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Perhatikan kutipan 
ceramah Markus berikut:
“Ketika habis dari Madinah, saya keluar ke Afghanistan. Saya 
dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Sebelum saya menjadi Laskar 
Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama 
Ustadz Ja’far waktu itu. Karena Laskar Jihad ini merupakan sebuah laskar
 yang dipersiapkan betul untuk menghadapi kelompok-kelompok orang 
Kristen.
Terus lahirlah FPI itu sendiri. Pada saat itu di Jawa Timur masih 
kosong, belum ada gerakan FPI sama sekali. Sehingga Habib Rizieq waktu 
itu memanggil saya. Disampaikan bahwa seluruh dewan pengurus yang ada di
 FPI meminta saya untuk memimpin, menjabat FPI di Jawa Timur. Karena 
tugas FPI ini harus diserahkan kepada orang yang punya gelar habaib. 
Kalau tidak ada embel-embelnya habaib, ndak boleh. Akhirnya saya pimpin.
 Karena pemimpin FPI harus memiliki banyak kriteria, salah satunya tidak
 pernah kenal kompromi sama sekali, bengis, licik, picik. Itu sudah saya
 program. Pada tanggal 10 Januari tahun 2004 saya dilantik…”
Pertama, Pendeta Makrus Ali mengaku, sebelum jadi pendeta, dirinya 
adalah seorang habib yang bergelar Habib Ali Makrus At-Tamimi. Kesaksian
 ini dusta besar, karena di kalangan Arab, tidak ada habib yang memakai 
nama fam “At-Tamimi.” Gelar “At-Tamimi” itu bukan untuk kalangan habib, 
tapi kalangan “Sayyid.”
Kedua, Pendeta Markus sebelum jadi pendeta dia adalah ulama pentolan 
Laskar Jihad dan Front Pembela Islam (FPI). Markus mengaku ikut 
mendirikan Laskar Jihad bersama Ja’far Umar Thalib di Ambon. Ini adalah 
kedustaan yang nyata, karena Laskar Jihad tidak dibentuk di Ambon, 
melainkan didirikan dan dideklarasikan di Jakarta tanggal 17 April tahun
 2000.
Ketiga, Pendeta Markus mengaku pernah kuliah empat tahun di Madinah pun 
murni kebohongan. Karena logat Arabnya selalu keliru dalam mengutip ayat
 Al-Qur’an. Misalnya: kata “ruhulloh” dibaca “roholulloh”, padahal anak 
TK Islam semuanya tahu bahwa huruf Arab itu tidak ada yang berbunyi 
“ho.” Kata “hattaa” dibaca “haataa”, surat “az-zukhruf” dibaca 
“as-sukruf,” dan seterusnya. Mungkinkah orang yang tidak bisa berbahasa 
Arab belajar di Arab?
Keempat, Pendeta Markus menceritakan bahwa ia dipercaya untuk melihat 
sumur Zamzam di Madinah karena ia memiliki gelar habib. Dusta ini 
sungguh menggelikan, karena semua orang tahu kalau sumur Zamzam itu ada 
di Mekkah, bukan di Madinah.
Kelima, Pendeta Markus menuding Ka’bah Baitullah dihuni oleh 8.888 jin 
yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Al-Fitiri. Karenanya umat Islam
 yang mencium Hajar Aswad ketika ibadah haji sama dengan mencium jin 
yang harus diperiksakan ke psikiater. Uraian ini tidak ada dasarnya sama
 sekali, melainkan halusinasi yang ditanamkan kepada jemaat gereja 
supaya bersikap alergi Islam.
Dari mana Pendeta Markus tahu kalau Ka’bah dihuni oleh 8.888 jin? 
Literatur kitab apa yang dibacanya? Jika tidak dari literatur, berarti 
tudingan itu hanya halusinasi pendeta Kristen yang mengaku bisa melihat 
dan menghitung jumlah jin. Padahal jin adalah makhluk gaib yang tidak 
bisa dilihat dengan mata kepala.
Yang bisa melihat jin adalah bangsa jin sendiri. Jika Pendeta Markus 
mengaku bisa melihat dan menghitung ribuan jin, apakah ia hendak 
mengatakan bahwa pendeta adalah bangsa jin yang bisa melihat makhluk 
halus?
Menuduh Al-Qur’an Salah dan Menyimpang
Selain memfitnah umat Islam dan akidahnya, Pendeta Markus juga membual 
jemaat dengan informasi keliru tentang Al-Qur’an dengan uraian sbb:
“… Terjadi kesalahpahaman. Contoh kecil, kalau kita melihat acara Idul 
Adha. Menurut Islam yang disembelih adalah Ismail, tapi menurut orang 
Kristen yang disembelih adalah Ishak… Tidak satupun ayat yang 
menyampaikan bahwa yang disembelih itu adalah Ismail. Tidak ada satupun 
ayat. Justru yang disembelih oleh Ibrahim menurut Al-Qur’an adalah 
Ishak. Jadi Al-Qur’an tidak pernah ngomong Ismail. Di dalam kitab suci 
Al-Qur’an yang diomongkan yang disembelih itu bukan Ismail.”
Uraian ini keliru 180 derajat. Dengan sastra yang tinggi dan indah, 
Al-Qur’an memaparkan kisah pengorbanan Nabiyullah Ismail olah 
ayahandanya, Ibrahim AS dalam surat As-Shaffat 99-112. Pada ayat 99-111 
dikisahkan tentang tahapan ujian Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih 
anak kandung yang shalih. Karena keikhlasan, kesabaran dan kepatuhan 
Ibrahim kepada Allah sudah teruji, maka ketika hendak disembelih, Allah 
menggantikannya dengan seekor sembelihan (kambing) yang besar (bi 
dzibhin ‘adhim).
Pada kisah penyembelihan itu memang tidak disebutkan siapa anak shalih 
yang hendak dikorbankan Nabi Ibrahim. Tapi ini tidak bisa dijadikan 
hujjah bahwa yang disembelih itu bukan Nabi Ismail. Karena setelah kisah
 penyembelihan ini dilakukan, maka pada berikutnya diberitakan kelahiran
 Nabi Ishak.
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang Nabi 
yang termasuk orang-orang yang saleh” (Qs As-Shaffat 112).
Jika Nabi Ishak lahir setelah terjadinya peristiwa penyembelihan, maka 
secara otomatis anak shalih yang dikorbankan Ibrahim itu bukan Ishak 
melainkan Nabi Ismail. Kesimpulan ini semakin jelas bila dibaca dalam 
nas Al-Qur’an dalam bahasa aslinya: “wa basy-syarnaahu bi ishaaqa 
nabiyyan minas-shalihin.” Huruf “wawu” dalam kata “wa basy-syarnaahu” 
(Dan Kami beri dia kabar gembira), dalam ilmu nahwu disebut "wawu 
‘athfin lit-tartibi bil-ittishaal" (huruf wawu penghubung kalimat yang 
menunjukkan urutan kronologis peristiwa).
Sebaliknya, kisah pengorbanan Nabi Ibrahim (Abraham) yang paradoks justru terjadi dalam Alkitab (Bibel):
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau 
kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di 
sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan 
kepadamu” (Kejadian 22:2).
Ayat ini dijadikan sebagai dasar oleh umat Nasrani untuk menunjukkan 
bahwa yang dikorbankan Abraham bukan Ismael melainkan Ishak. Padahal, 
penyebutan Ishak sebagai anak tunggal Abraham patut dipertanyakan. 
Karena Ismael dalam Alkitab berusia lebih tua 14 tahun dibandingkan 
Ishak. Ingat: Ismael dilahirkan ketika Abraham berusia 86 tahun (Kej 
16:16) dan Ishak dilahirkan ketika Abraham berusia 100 tahun (kej 21:5).
Secara otomatis, Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham selama 14 
tahun. Sedangkan Ishak tidak pernah jadi anak tunggal Abraham, karena 
sampai akhir hayat Abraham, Ismael dan Ishak sama-sama masih hidup. 
Buktinya, mereka berdua bersama-sama menguburkan Abraham ke pemakamannya
 di gua Makhpela di padang Efron bin Zohar (Kej. Pasal 25:9).
Jika faktanya Ismael pernah jadi anak tunggal Abraham dan Ishak tidak 
pernah jadi anak tunggal Abraham, kenapa ada ayat yang menyebut Ishak 
sebagai anak tunggal Abraham?
Umat Islam dan Kristen  harus cerdas dan dewasa. Jangan mudah dibodohi 
oleh para penipu ulung berwajah pendeta yang mengeruk keuntungan pribadi
 dengan jalan ceramah kesaksian dusta di rumah ibadah.
Waspadai pendeta Markus yang mengaku bernama Islam Habib Muhammad Makrus Ali At-Tamimi


