Kristologi

Why... is it true...?
Kristologi adalah penyelidikan tentang kehidupan Yesus yang sudah mengalami sejarah yang panjang sejak abad pertama kelahiran yesus, tetapi studi ini memuncak pada abad ke-19, terutama setelah bangkitnya metode “kritik Alkitab” yang menyangkut keabsahan atau otoritas Alkitab diantaranya menyangkut tentang keabsahan Yesus, dan yang akhirnya terus berkembang. Oleh sebab itu John Macquarrie dalam bukunya menyebut Kristologi sebagai: “Kristologi adalah studi dengan subyek Yesus Kristus, pribadi dan pekerjaanNya, atau, dilihat dari sudut lain, siapa ia sebenarnya dan apa yang dilakukanNya.”
Menurutnya, studi Kristologi sudah ada semasa hidup Yesus sendiri yaitu bisa dilihat dari sudah adanya pertanyaan mengenai diriNya semasa hidupNya. Kepada murid-muridNya ia bertanya “Kata orang siapakah Aku ini?” (Mark. 8:27). Ini menunjukkan bahwa pada masa itupun sudah ada keragu-raguan mengenai siapakah Yesus itu, ada yang mengiraNya sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau seperti seorang nabi lainnya.

Istilah “Kristologi” sendiri berasal dari bahasa Yunani “Christos/Kristus” dan “logos/ilmu”. Kristologi merupakan cabang dari ilmu teologi, logos mengenai Kristus, pemikiran dan ucapannya mengenai Yesus Kristus, sasaran iman kepercayaan Kristen (Groenen, 1992:13)

Menurut pakar Kristologi Raymond E. Brown dalam bukunya disebut bahwa,“Kristologi membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang dilaksanakanNya dalam rencana Allah
Brown juga mengemukakan bahwa ada dua pandangan tentang Kristologi, yaitu yang biasa disebut Kristologi Rendah “Low Christology” dan Kristologi Tinggi (High Christology). Istilah tinggi rendah ini tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan pengertian mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah dari lainnya. Hanya saja Kristologi rendah yaitu yang melihat Yesus dalam hubungannya dengan kemanusiaanNya dan Kristologi Tinggi, melihat Yesus dalam hubungan dengan ketuhananNya. Memang tidaklah mudah untuk mempelajari nama-nama Yesus, baik yang tergolong “rendah” maupun “tinggi” , sebab persoalan Kristologi bukanlah masalah sederhana, sehingga dapat dimaklumi apabila terdapat banyak kekeliruan dan penyimpangan pendapat didalamnya.

Lebih lagi menurut John Macquarrie, bahwa kompleksnya bahasa Kristologi timbul dari percampuran pengertian antara sejarah dan teologi. Menurutnya pula disatu segi sejarah berdasarkan asumsi ilmiah, sedangkan teologi berdasarkan symbol-simbol maupun ‘mitologi’.
Macquarrie juga memberi contoh bahwa apa yang kita mengerti mengenai Yesus dalam studi kitab Markus lebih bersifat cerita sejarah, sedangkan apa yang kita mengerti dari surat-surat Paulus lebih merupakan refleksi theologis.
Red letter Bible
Namun seiring dengan kemajuan jaman semakin terlihat kejanggalan kejanggalan yang terdapat dalam alkitab mengenai kehidupan yesus, dan sekarang Kristologi cenderung mengarah kepada mengungkapkan kesalahan kesalahan yang terdapat dalam alkitab.
Terbukti dengan adanya Red Letter bible (huruf bertinta merah dalam bible), anda akan menemukan bahwa setiap kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah dan yang bukan ucapan yesus ditulis dengan tinta hitam. Jangan heran kalau anda menemukan bahwa dari 27 kitab perjanjian baru 90% (sembilan puluh persen) ditulis dengan tinta hitam.
Ini merupakan pengakuan terus terang mengenai alkitab/holly bible bahwa kitab tersebut bukan murni ajaran yesus, bahkan para misionaris mengakui bahwa sebagian besar ajaran kristen adalah merupakan ajaran paulus. Yesus hanya punya andil sedikit disini.
Kristologi sangat erat kaitanya dengan kontradiksi justru dalam satu kitab yang sama seperti bisa di gambarkan di bawah ini mengenai ketuhanan yesus di mana hampir semua kristen menganggap yesus adalah tuhan dengan berpatokan salah satunya pada yohanes pasal 1 mulai ayat 1 dan di pertegas oleh ayat 14 yang  berbunyi :
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." yohanes pasal 1:14
yang menyiratkan bahwa firman telah berubah menmjadi manusia dan tinggal di bumi, dan juga oleh yohanes pasal 5 ayat 22 yang menyiratkan Bapa sudah menyerahkan kekuasaa penghakiman kepada firman
"Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,"  yohanes 5:22
namun anehnya pada ayat berikutnya firman menjelaskan sendiri bahwa firman tidak bisa berbuat apa apa...yaitu  yohanes pasal 5 ayat 30
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."  yohanes pasal 5:30
dan keanehan ayat tersebut di tambah dengan ayat berikutnya yang menyiratkan bahwa kesaksian si firman  ini adalah tidak benar...! 
"Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar" yohanes 5:31
Adalah hil yang mustahal jika si Firman ini yang di akui sebagai tuhan oleh kebanyakan kristen ber Firman menyatakan bahwa kesaksian tentang diri nya sendiri adalah tidak benar... tuhan menyatakan kesaksianya sendiri tidak benar.... luar biasa... 
Hampir semua orang kristen percaya bahwa alkitab  adalah kitab suci dan bebas dari ke salahan namun demikian masih terdapat ayat ayat yang bisa membuat sock pembacanya misalnya kisah mengenai yesus yang stress berat hingga kepengen mati ...  "lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:38) dan kisah tentang perkelahian antara yakub dan tuhan yang akhirnya di menangkan oleh yakub dalam kitab Kejadian (32:22-32). (read more)
Pembantaian Paulus oleh Nero
Dr. Welter Lempp berkomentar "Susunan semesta alam diuraikan dalam Kitab Kejadian I tidak dapat dibenarkan lagi oleh ilmu pengetahuan modern" (Tafsiran Kejadian, hal 58). "Pandangan Kejadian I dan seluruh Alkitab tentang susunan semesta alam adalah berdasarkan ilmu kosmografi bangsa Babel. Pandangan itu sudah ketinggalan jaman" (Tafsiran Kejadian, hal, 65).
Betapapun anehnya keterangan keterangan yang ada dalam alkitab tapi semua orang kristen percaya bahwa mereka akan masuk sorga walaupun Paulus yang merupakan orang suci di kalangan kristen mengalami penderitaan di tangan musuhnya. Paulus juga pernah mengeluarkan  ramalan yang meleset. (I telasonika 4 : 16-17)
“Karena Tuhan sendiri akan turun dari sorga dengan suatu sorak dengan suara penghulu malaikat dan dengan berbunyi sangkakala Allah, maka segala yang mati di dalam kristus akan bangkit dahulu”.
“Kemudian KITA YANG SEDANG HIDUP, yang telah tertinggal ini, akan diambil kedalam awan bersama-sama dengan mereka itu menghadap Tuhan didalam awang-awangan, demikianlah kelak kita senantiasa bersama-sama dengan Tuhan”.
Ternyata ramalan Paulus yang menurutnya merupakan wahyu dari holly ghost (roh kudus) ini meleset. Paulus tidak dibawa Yesus keawang-awangan kemudian terus ke surga, melainkan paulus dibunuh oleh kaisar Nero pada tahun 64 masehi.
Begitu juga dengan kejanggalan istilah "Alkitab", hal yang sangat mencengangkan karena pemberian judul kepada sebuah kitab suci jelas sekali sangat terlihat sembrono dan kelihatan sekali bodohnya, karena istilah "alkitab" adalah dari bahasa arab dan mempunyai arti "buku" atau "the book", apakah pantas memberi judul kepada sebuah 'kitab suci' hanya dengan istilah "buku" ???? pembuat buku yang paling sederhana pun tidak pernah memberikan judulnya secara srampangan, pasti ada penjelasanya misalnya "buku tulis" atau "buku bacaan".
Hal ini terjadi karena kebodohan pemuka kristen sendiri yang terlalu percaya ama omongan pendeta atau pastur yang emang udah biasa membuat kebohongan, salah satu trik para misionaris/evangelis atau penyebar agama kristen adalah selalu menyesuaikan diri dengan daerah setempat walaupun mereka harus merubah kitab sucinya sendiri pasti akan mereka lakukan, ibarat musang berbulu domba, dalam hal ini mereka merekayasa judul kitab suci mereka menjadi "Alkitab" agar kelihatan familiar dengan umat muslim indonesia, tanpa mereka sadari bahwa rekayasa ini hanya menyiratkan kebodohan kaum kristen.
Best seller Yahya Waloni
Kristen yang di wakili oleh paus dengan angkuhnya mengatakan bahwa agamanya berada di pihak baik dan mengatakan bahwa agama Islam di pihak jahat telah membuktikan sendiri bahwa dia hanya bisa berjalan dengan satu mata sementara mata yang lainya harus di tutup rapat rapat terhadap kejanggalan alkitab, dan melangkah dalam kedustaan sementara tanganya  harus sibuk menutup kebenaran.
Jika Kristen adalah agama yang baik maka sudah seharusnya kristen jadi pelopor dalam memberantas kemaksiatan dan menegakkan keadilan , nyatanya negara negara kristen sekarang ini malah jadi preman dunia yang dengan seenaknya mengeroyok dan membantai rakyat irak, yang di motori oleh george bush lewat pengakuanya sendiri yng telah mendapat perintah dari roh kudis, president bush said to all of us: 'I am driven with a mission from God', bahkan mereka tak malu malu mengeroyok negara semiskin afganistan dengan alasan yang tak jelas sementara mereka malah membiarkan dan malah membantu israel membantai palestina... bahkan di dalam negri kristen rms ambon sudah membuktikan kebiadabanya terhadap muslim ambon... sementara mulutnya selalu membicarakan 'kasih' dan HAM...  kemunafikan ala iblis...
Agama kristenlah yang merupakan agama iblis karena aturanya adalah aturan manusia atas tuntunan iblis, dan tuhanya di ciptakan oleh manusia dan penuh dengan kedustaan, kelicikan, kebencian, kemunafikan dan kebodohan...

Jalan yang Lurus

Keluaran 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,TUHAN itu esa!
2 Samuel 7:22 Sebab itu Engkau besar,ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.
Yesaya 46:9 Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,

Bahkan yesus sendiri juga mengajarkan tauhid, pada sa'at Ahli taurat bertanya kpd yesus hukum apa yg paling utama.



Markus 12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya:"Hukum manakah yang paling utama?"
Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa .
Markus 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.


Kitab suci umat Kristen yg disebut Bibel (Bible, di Indonesia Alkitab) adalah sebuah kitab yg bukan terdiri dari sebuah kitab utuh, melainkan merupakan gabungan dari banyak kitab yg dibendel jadi satu. Kitab itu terdiri dari dua buah kita utama yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yg mana kedua kitab utama tersebut masih terdiri dari banyak kitab2x lagi.
Lima buah kitab pertama dari Perjanjian Lama adalah apa yg diakui oleh umat Kristen sebagai kitab Taurat, yaitu kitab : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Di dalam kitab2x tsb terdapat apa yg diakui umat Kristen sebagai Hukum Taurat yg telah diajarkan oleh nabi Musa. Sedangkan kitab2x lain di Perjanjian Lama adalah apa yg sering disebut sebagai “kitab para nabi”.
Umat Kristen mengatakan kalau hukum Taurat ini sudah tidak berlaku lagi karena sudah digantikan oleh hukum kasih yg telah diajarkan oleh Yesus Kristus. Hukum kasih tsb adalah seperti yg terdapat dalam Bibel Perjanjian Baru pada Markus 12 ayat 28-34 :

12:28. Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.  

Dan penghapusan hukum Taurat ini juga lah yg menjadi dasar dari ajaran Kristen mayoritas untuk tidak lagi menggunakan aturan2x yg terdapat dalam hukum Taurat tsb. Contohnya adalah pada hukum sunat dan larangan memakan daging babi.
Hukum Taurat melarang memakan daging babi –> umat Kristen menghalalkannya.
Hukum Taurat menyuruh bersunat –> umat Kristen tidak melakukannya, bahkan melarangnya.
Padahal dalam Bibel sendiri Yesus dengan sangat jelas menyebutkan bahwa kedatangannya tidak akan menghapuskan hukum Taurat, malah akan terus dilestarikan sampai hari kiamat nanti. Ia datang adalah untuk menggenapi hukum Taurat tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada Bibel Perjanjian Baru pada kitab Matius 5 ayat 17-20 :
5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Ayat2x tersebut apabila dibaca tidak dengan pemikiran dibawah doktrin, melainkan dg pemikiran yg jernih dan kritis, akan jelas menyatakan tetap berlakunya hukum Taurat. Bagaimana penjelasannya? Kita lihat dalam pembahasan berikut :
5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus sangat jelas menyatakan di ayat ini bahwa ia datang adalah untuk menggenapi hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya. Masalah yg sangat penting di sini adalah pada kata menggenapi. Apa yg dimaksud dg menggenapi di sini? Orang Kristen yg berpikir di bawah doktrin akan langsung dg mudah menyatakan bahwa kata menggenapi yg dimaksud adalah penggenapan janji Tuhan untuk kedatangan-Nya(?) atau anak-Nya(?) untuk melakukan karya penebusan untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa, atau untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman maut sehingga maut tidak lagi menguasainya sehingga manusia akan beroleh hidup yg kekal, atau agar manusia dapat hidup di bawah kasih karunia bukan dibawah hukum Taurat lagi, dll dsbnya… yg inti semua itu dalam konteks bahasan kita ini adalah bahwa dg kedatangan Yesus, maka hukum Taurat menjadi batal, tidak berlaku lagi, digantikan oleh hukum kasih karunia melalui diri dan pengorbanan Yesus.

Sangat mengherankan mendengar penjelasan dari umat Kristen tentang kedatangan Yesus yg merupakan penggenapan itu, yg mana membuat tidak berlakunya lagi hukum Taurat. Hal ini mengingat bahwa masih di ayat yg sama Yesus sudah memberikan sebuah informasi yg sangat penting tentang maksud dari kata “menggenapi” tsb. Syarat itu adalah pada kata “…Aku datang bukan untuk meniadakannya (hukum Taurat),…” yg sangat jelas merupakan syarat dari “menggenapi” itu tadi.
Jadi penggenapan yg dimaksud Yesus dalam ayat tsb haruslah dilakukan dg syarat tidak meniadakan hukum Taurat, melainkan melengkapi dan menyempurnakannya. Dan cara Yesus menggenapinya adalah dengan memasukkan hukum kasih di sana. Bahwa dalam penerapan hukum Taurat sekalipun, berlaku kasih adalah lebih diutamakan. Hal ini sangat mudah dipahami oleh pola pikir manusia yg normal (bukan doktrinal), karena kata “menggenapi” memang berkonotasi melengkapi dan menyempurnakan. Seperti terdapat pada kalimat “Ia menggenapi jumlah komputer yg telah ia pasang menjadi 10 buah”, yg memberikan arti bahwa ia tidak bisa menggenapi jumlahnya menjadi 10 kalau yg 9 sebelumnya dibuang! Kita bisa melihatnya lebih jelas dalam Bible bahasa Inggris untuk ayat yang sama sebagai berikut :
5:17 Do not think that I have come to do away with or undo the Law or the Prophets; I have come not to do away with or undo but to complete and fulfill them.
Kemudian untuk menguatkan syarat penggenapan yg tidak boleh menghapuskan hukum Taurat, Yesus tercatat menambahkan informasi lagi pada ayat selanjutnya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Ayat ini jelas menyatakan bahwa “…selama belum lenyap langit dan bumi ini…” artinya adalah sebelum hari Kiamat tiba, yg juga berarti selamanya, selama langit dan bumi masih ada! Jadi sebelum hari kiamat tiba, tidak akan ada hukum Taurat yg dibatalkan atau dihilangkan. Maka sangat aneh kalau dikatakan bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menggenapi hukum Taurat yg dengannya hukum Taurat justru tidak berlaku lagi. Sedangkan, Yesus sendiri yg menyatakan di sana bahwa syarat utama dapat berlangsungnya penggenapan adalah harus dg tidak dihilangkannya hukum Taurat.
Dan yg paling mengejutkan bagi umat Kristen kalau mereka membaca ayat2x ini dg teliti, adalah pada ayat selanjutnya yg merupakan konsekuensi bagi mereka yg tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Ayat ini merupakan penegasan yg lebih diperkuat lagi tentang tetap diberlakukannya hukum Taurat oleh Yesus, di mana dinyatakan bahwa barang siapa yg meniadakan hukum Taurat meskipun hanya salah satunya yg paling kecil sekalipun dan mengajarkan demikian pada orang lain, ia akan mendapatkan tempat yg paling rendah dalam surga. Sedangkan bagi yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, ia akan mendapat tempat yg tinggi di surga.
Dalam pembacaan dg konteks yg benar, ayat ini dapat mengejutkan atau bahkan menakutkan bagi umat Kristen. Kenapa? Jelas saja, siapapun tidak ingin mendapat tempat yg paling rendah, tetapi posisi mereka jelas terancam dg adanya ayat ini. Bagaimana bisa begitu? Kita akan lihat dalam bahasan berikut.
Misalnya kita ambil contoh 2 perintah hukum Taurat, yaitu perintah bersunat, dan larangan makan daging babi. Keduanya adalah termasuk di dalam hukum Taurat. Apakah umat Kristen melakukan sunat dg cara yg sesuai seperti diperintahkan hukum Taurat? Tidak! Apakah mereka mengajarkan untuk bersunat? Tidak! Apakah umat Kristen menghindari makan daging babi? Tidak! Apakah mereka mengajarkan untuk tidak makan daging babi? Tidak!
Dg contoh 2 hukum Taurat tadi, jelas terlihat bahwa secara umum umat Kristen tidak melakukan dan tidak mengajarkan ketentuan dalam hukum Taurat. Bahkan kebanyakan mereka menyampaikan ini pada umatnya dan orang lain dg rasa kebanggaan yg besar, seakan2x yg demikian itu adalah suatu hal yg bernilai tinggi dalam keagamaan mereka. Padahal bila kita merujuk pada ayat2x yg saya sebutkan di atas tadi itu, – kalau mereka bisa masuk surga – jelas mereka akan menempati posisi yg paling rendah di dalam surga, karena mereka tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat! Inilah pemahaman yg bisa didapat dari ayat tersebut.
Dan juga sebaliknya, bagi yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, akan mendapat tempat yg tinggi di surga. Siapakah mereka2x ini? Yg pertama tentu saja umat Yesus sendiri saat beliau masih hidup, yg kalau mereka melakukannya dg benar sesuai perintah Tuhan, insyaallah akan diberikan derajat yg tinggi oleh Allah. Kemudian siapa lagi? Masih ada lagikah umat lain yg juga melakukan dan mengajarkan hukum Taurat? Ya, ternyata masih ada umat lain yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat. Siapakah mereka?

Islam melestarikan hukum Taurat dan hukum kasih
Islam? Ya, Islam. Apakah umat Islam melakukan dan mengajarkan hukum Taurat? Benar, umat Islam ternyata memang juga melakukan dan mengajarkan hukum Taurat! Akan tetapi hukum Taurat yg diajarkan dalam Islam dari nabi Muhammad adalah versi yg telah disempurnakan karena telah digenapi oleh ajaran Kasih. Hal ini karena hukum Taurat ternyata tetap dilestarikan dalam Al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad dalam “versi” yg baru, yg sudah dilengkapi dan digenapi dg ajaran kasih.
Kita akan lihat dalam 3 contoh perintah hukum Taurat, yaitu : tidak memakan daging babi, melakukan sunat, dan kisas (qishosh). Penjelasannya akan kita bahas sebagai berikut :

Hukum mengharamkan babi
Hukum Taurat yg mengharamkan memakan babi tetap diajarkan dalam Qur’an, tetapi sudah “digenapi” dg ajaran Kasih dg dibolehkannya umat memakannya apabila dalam keadaan terpaksa, misalnya untuk bertahan hidup disaat tidak ada makanan lain yg dapat dimakan. Hal ini karena meskipun larangan makan babi tetap dilestarikan, tapi dalam ajaran kasih mempertahankan kehidupan lebih diutamakan. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Berikut ayat pengharaman babi di Alkitab/Bibel dan Al-Qur’an.
Alkitab bahasa Indonesia (Imamat 11:7-8 dan Ulangan 14:8) :
11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
11.8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.
14:8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.
Catatan :
Ayat yg saya kutip di atas adalah dari Alkitab terjemahan 1979 yg sudah diubah(?), sedangkan pada Alkitab terjemahan 1968 masih sesuai teks aslinya dg menggunakan kata “babi”, bukan “babi hutan”. Dan penggunaan kata “babi” memang lebih sesuai karena dalam Alkitab bahasa Inggris digunakan kata swine yg berarti babi, dan bukan “wild boar” yg berarti babi hutan.
Bible bahasa Inggris (Leviticus 11:7-8 dan Deuteronomy 14:8) :
11:7 And the swine, because it divides the hoof and is cloven-footed but does not chew the cud; it is unclean to you.
11:8 Of their flesh you shall not eat, and their carcasses you shall not touch; they are unclean to you.
14:8 And the swine, because it parts the hoof but does not chew the cud; it is unclean to you. You shall not eat of their flesh or touch their dead bodies.
Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari (Imamat 11:7 dan Ulangan 14:8) :
11:7 Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak.
11:8 Dagingnya tak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.
14:8 Jangan makan babi. Binatang itu haram, karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tak boleh dimakan, bangkainya tak boleh disentuh.
Al-Qur’an Surat Al-Maidah (5) ayat 3 :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. ….. ….. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah ayat 3)

Hukum sunat
Hukum Taurat yg memerintahkan untuk bersunat tetap diajarkan dalam Islam. Hanya saja kalau pada hukum Taurat sunat adalah suatu hal yg mutlak wajib untuk dilakukan dengan ketentuan yg ada, dan dengan ancaman yg keras bagi yg tidak melakukannya, maka sunat/khitan dalam Islam adalah versi hukum Taurat yg sudah digenapi dg ajaran Kasih.
Dalam Islam bersunat sudah menjadi tradisi meskipun masih terjadi perbedaan pendapat tentang masalah wajib atau sunnah-nya hukum sunat ini. Kalau diambil jalan tengahnya, maka sunat/khitan hukumnya bisa dibilang adalah sunnah muakad, yaitu sunah yg sangat kuat dianjurkannya.
Hukum sunat dalam Islam yg sudah digenapi dg ajaran kasih ini dapat dilakukan kapan saja, tidak harus pada saat masih bayi berusia 8 hari seperti ketentuan dalam hukum Taurat. Kebanyakan umat Islam melakukannya saat menginjak akhil balik. Islam juga membolehkan umat untuk tidak bersunat apabila terdapat alasan2x tertentu, misalnya : apabila ada seorang yg masuk Islam setelah dewasa dan takut untuk bersunat, maka dia boleh tidak bersunat, apalagi kalau dikhawatirkan malah membahayakan kesehatannya dalam kondisi2x tertentu. Karena hal ini adalah juga seperti wudlu dan mandi yg kewajibannya bisa gugur kalau ditakutkan membahayakan jiwa (Ibnu Kudamah).
Juga tidak ada ancaman yg keras jika tidak melakukannya seperti yg terdapat di hukum Taurat. Hal ini karena meskipun hukum sunat tetap dilestarikan, tetapi dalam ajaran kasih mempertahankan kesehatan dan kehidupan lebih diutamakan, karena pada hakikatnya perintah sunat itu bertujuan untuk membersihkan dan menjauhkan diri dari penyakit.
Berikut ayat2x tentang hukum sunat di Alkitab Perjanjian Lama (Kejadian 17:10-14) :
17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal
17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”
Dari ayat2x di atas ada 5 point yg bisa kita dapatkan :
1. Setiap laki2x harus disunat
2. Yg dimaksud dg sunat adalah mengerat/memotong kulit khatan
3. Anak laki2x berumur 8 hari harus disunat
4. Hukum sunat adalah perjanjian yg kekal (berlaku selamanya)

5. Orang yg tidak bersunat harus dilenyapkan (dibunuh?) karena telah mengingkari perjanjian.
Yesus disunat (Lukas 2:21)
2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Yesus pun juga di sunat ketika berumur 8 hari, mengikuti perintah dari hukum Taurat yg berlaku. Bagaimana mungkin ia sendiri akan membatalkannya?

Hukum Kisas (Qishash)
Hukum Taurat yg memerintahkan hukum kisas (qisos), yaitu pembalasan yg setimpal, mata ganti mata, tangan ganti tangan, nyawa ganti nyawa, tetap disebutkan dalam Qur’an, tetapi dalam versi yg juga sudah digenapi oleh ajaran kasih, yg mana meskipun sang ahli waris berhak menuntut pembalasan setimpal itu, akan tetapi ia dianjurkan untuk mengutamakan tidak melakukannya dan mengampuni si pelaku. Sekali lagi, hal ini adalah karena meskipun hukum Qisos ini tetap dilestarikan dalam Qur’an, tetapi dalam ajaran kasih harus diutamakan untuk berbuat baik dan memaafkan orang lain. Berikut ayat2x Bibel tentang kisas menurut hukum Taurat dan ajaran kasih Yesus :
Keluaran 21 : 23-25
21:23 Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa,
21:24  mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki,
21:25  lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
Matius 5 : 38-39
5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Dalam Al-Qur’an pun hukum kisas tetap dilestarikan, hanya saja sudah disempurnakan dg ajaran Kasih, bahwa memberi maaf adalah lebih mulia dan diutamakan. Juga bagi yg melepaskan hak kisasnya, maka itu akan menjadi penebus dosa baginya.
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu qishash atas orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Barangsiapa mendapat ma’af dari saudaranya, hendaklah yang mema’afkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik.” (Al Baqarah:178)
“Dan Kami tetapkan atas mereka di dalamnya (Taurat) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka pun ada Qisasnya. Barangsiapa yang melepaskan hak Qisas, maka melepaskan hak itu jadi penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang zalim.” (Al Maa-idah:45)
Tolaklah perbuatan buruk mereka dg yg lebih baik (Al-Mu’minim ayat 96)
QS. Asy-syura 40-43 :
40. Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
41. Dan Sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka.
42. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. mereka itu mendapat azab yang pedih.
43. Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan.

Dari 3 contoh perintah dalam hukum Taurat yg tetap dilestarikan dalam Islam melalui Qur’an dan hadits tsb, kita bisa melihat bahwa tidak ada perbedaan dalam ajaran Yesus dan ajaran nabi Muhammad. Bahwa seharusnya yg dimaksud Yesus bahwa beliau menggenapi hukum Taurat itu tidak berarti menghilangkannya, tetapi melengkapi dan menyempurnakannya dg memasukan unsur ajaran kasih dalam perintah2x hukum Taurat sebelumnya yg keras dan kaku. Dan hal itu juga lah yg diajarkan oleh nabi Muhammad, dimana beliau tetap mengajarkan untuk tetap melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, tetapi dalam versi yg sudah disempurnakan dg menggenapinya dg ajaran Kasih.

Kesimpulan
Pemahaman umat Kristen secara umum bahwa kedatangan Yesus telah menghapuskan hukum Taurat dan menggantinya dg hukum Kasih, sehingga hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi dan harus ditinggalkan, adalah salah. Bila kita mengacu pada ajaran dasar umat Kristen, yaitu Alkitab/Bibel, dg jelas tertulis di sana bahwa Yesus sendiri telah mengajarkan bahwa kedatangannya tidaklah untuk menghapuskan hukum Taurat, dan bahwa beliau hanya menggenapinya.
Menggenapi hukum Taurat yg dimaksudkan Yesus seperti tertulis di ayat tersebut jelas menyatakan bahwa syarat penggenapan yg dilakukannya adalah tidak dg menghapuskan hukum Taurat. Jadi hukum Taurat dinyatakan olah Yesus masih tetap berlaku bahkan sampai hari Kiamat nanti, artinya sepanjang masa. Tetapi hukum Taurat yg tetap berlaku sepanjang masa itu adalah yg sudah digenapi oleh Yesus dg memasukkan hukum kasih di dalamnya.
Nabi Muhammad pun ternyata memang datang tidak untuk menghapuskan hukum Taurat dan hukum kasih dari Yesus, tetapi beliau datang membawa Al-Qur’an dan hadits2xnya yg didalamnya tetap melestarikan ajaran Musa dan Yesus, dg tetap melakukan dan mengajarkan hukum Taurat yg telah disempurnakan, yaitu hukum Taurat yg telah digenapi dg ajaran Kasih.
Dan pemahaman yg benar terhadap pernyataan Yesus di Perjanjian Baru pada Matius 5 ayat 19 adalah bahwa siapa yg tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat, bila ia masuk surga, maka tempatnya adalah yg paling rendah. Tapi bagi siapa yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat maka tempatnya akan tinggi di surga.
Musa, Yesus, dan Muhammad, tiga nabi Allah yg mulia, mereka semua mengajarkan ajaran yg sama. Mereka melakukan dan mengajarkan hukum Taurat. Hanya saja versi yg diajarkan belakangan adalah yg lebih disempurnakan, karena telah digenapi dg memasukkan ajaran kasih di dalamnya.
Bagaimana dg anda? Apakah anda pengikut Yesus? Yesus melakukan dan mengajarkan hukum Taurat dengan kasih. Apakah anda melakukan dan mengajarkannya? Buat anda yg mengaku sebagai pengikut Yesus, sudah seharusnya anda melakukan dan mengajarkan seperti apa yg telah diwariskannya. Bila anda ingin mendapat tempat yg tinggi dalam surga, maka ikutilah orang2x yg menjadi pengikut mereka, orang2x yg mengikuti dan mengajarkan apa yg dilakukan dan diajarkan oleh Yesus dan nabi Muhammad.
 

Ismail Abu Adam

REPUBLIKA.CO.ID, "Saya menjadi Muslim sebab ada banyak alasan baik, namun yang terpenting, saya ingin dekat dengan Tuhan dan menerima pengampunan dan penyelamatan abadi," tulis Ismail Abu Adam di akun YouTube miliknya. Padahal jauh sebelum menyatakan itu, Ismail yang awalnya penganut Kristen taat, ingin melakukan misi penginjilan ke komunitas Muslim yang selama ini ia pikir harus diselamatkan.

"Saya lahir besar sebagai Kristen. Tetapi dasar saya adalah Katholik Roma," kata Ismail. "Saya selalu meyakini Yesus adalah Tuhan dan saya berikan hidup saya kepadanya," tuturnya.

Ismail meyakini Yesus adalah penyelamat dan ia juga mempercayai peristiwa kematian, penyaliban hingga kebangkitan Yesus. "Juga konsep dosa asal,  seratus persen semua itu saya yakini sebagai kata-kata tuhan," ungkap Ismail.

Sebagai penganut taat, ia pergi ke gereja setiap minggu dan aktif dalam kegiatan peribadatan. Bahkan ia kerap mengkotbahi teman-temanya dan mengajak mereka yang beberbeda keyakinan untuk mempercayai agama yang ia anut.

Pada awal usia 20-an, Ismail mulai tertarik melebarkan kotbah ke umat Muslim. "Saya besar, tinggal di Amerika Utara. Di sana saya sangat jarang bertemu Muslim, yang ada hanyalah kaukasia dan kristen, jadi saya ingin menyakskan Kristen bisa disebarkan ke komunitas Muslim," ujarnya.
Sebelum benar-benar turun ke lapangan dan bersentuhan langsung dengan Muslim, Ismail memutuskan mengawali dari dunia maya. Ia mencoba mencari celah bagaimana Kristen bisa disebarkan lewat media tersebut.



Ketika menelusuri internet itulah ia menemukan dan menyaksikan video yang ia anggap menarik; debat antara seorang Muslim dan penginjil. Muslim itu dari Afrika Selatan bernama Ahmad Deedat. Lewat debat, Ismael menyadari bila ia sangat paham injil. "Ia selalu menang dan mampu mematahkan serta membuat sanggahan jitu terhadap penginjil dari setiap aspek," tutur Ismael.

"Ia mematahkan argumen bahwa dosa asal itu tidak ada, bahwa Kristen bukan kata-kata Tuhan, serta menunjukkan bahwa Kristen adalah doktrin yang salah karena dibuat oleh intepretasi selip, sudah mengalami fabrikasi, modifikasi ditambah dan juga dikurangi oleh penulisnya," kata Ismail lagi.

Dedat, menurut Ismail, juga menyinggung doktrin trinitas, kebangkitan, penyaliban. "Terasa betul argumen lawan (penginjil-red) sangat lemah dan mudah dipatahkan. Harus saya akui, jujur saya tidak suka Ahmad Deedat saat itu," ungkap Ismail.

Ia bahkan frustasi dengan pembicara dari kubu Kristen. "Ia memegang gelar PhD di bidang teologi Kristen, tapi ia tak bisa mematahkan balik argumen Ahmad Deedat yang hanya bicara sendiri dan hanya didukung oleh Al Qur'an."

Saat itu Ismael berpikir Deedat tentu menggunakan Injil untuk membantah doktrin Kristen. Ia pun tergugah untuk mempelajari Kristen lebih lanjut dengan semangat kelak ia akan membantah argumen-argumen Ahmad Deedat.

Ismael mengaku tipe orang dengan pemikiran skeptis. "Saya sulit percaya dan meyakini sesuatu jadi saya perlu memelajari dan menyelediki sendiri untuk memahami dan meyakini sesuatu," ujarnya.

Saat memutuskan  untuk lebih mendalami Kristen ia memilih dari prespektif Islam. "Sebelumnya saya tak pernah melakukan itu, memelajari Kristen dari prespektif selain Kristen dan Deedat benar-benar mengonfrontasi pemahaman saya," ungkap Ismail.

Ismail pun mengkaji Injil dan doktrin Kristen dari Islam.  Ia memelajari keabadian, konsep trinitas, penyaliban Yesus, konsep juru selamat hingga kebangkitan, dosa asal. "Apakah benar injil adalah kata-kata tuhan," tuturnya.

Ketika mendalami Al Qur'an Ismail menyadari bahwa argumen Deedat ternyata benar. "Saya tiba-tiba merasa berada di jalan yang salah. Kristen bukanlah kata-kata Tuhan. Ini benar-benar sebuah tamparan keras bagi saya" kata Ismail.

"Saya telah menganut Kristen bertahun-tahun, saya lahir sebagai Kristen dan menjadi seorang Katholik selama 20 tahun, tiba-tiba semua yang saya yakini berbalik dari atas ke bawah. Tentu ini merupakan guncangan besar," tuturnya.

Saat itu belum timbul keinginan Ismail untuk menjadi Muslim. "Yang saya inginkan saat itu mengetahui secara mendasar kebenaran sesungguhnya," ungkapnya.

Islam pun mulai ia pejalari. Dari sana ia memahami Muslim hanya mempercayai satu tuhan dalam konsep bernama tauhid. Monoteisme, itulah kesimpulan yang ia peroleh dari agama Islam. "Mereka memanggil tuhan dengan Allah, mereka percaya Yesus adalah nabi, seorang messiah yang mengabarkan kebenaran saat dibangkitkan lagi, itu juga keyakinan besar yang saya anut," kata Ismail.

Lebih dalam mengkaji, Ismael menemukan konsep pengampunan dan penyelamatan Tuhan. Ia memahami pengampunan dalam Islam diperoleh dengan cara beriman kepada Tuhan, melakukan ajaran-Nya dan berbuat kebaikan sebagai wujud iman.

Ismail juga mengetahui bahwa Muslim mempercayai ada nabi setelah Isa yakni Muhammad. "Mereka meyakini itu sebagai kata-kata Tuhan dan semua ada dalam kitab yakni Al Qur'an," ujarnya. "Ini sesuatu yang baru bagi saya. Saya pernah tahu Islam, tapi tidak mendetail."

Saat itu Ismail mengaku mulai muncul rasa suka terhadap Islam. "Muslim mempercayai keberadaan Yesus. Bagi saya itu adalah sebuah tautan antara Islam dan Kristen dan itu membuat saya merasa nyaman. Saya seperti menemukan batu pijakan," tutur Ismael.

Begitu mengetahui bagaimana Muslim meyakini Tuhannnya, bagaimana Nabi diutus membawa pesan, Ismail merasa dilahirkan untuk mempercayai itu. Ia pun memutuskan pergi ke masjid. "Saat itu saya pindah ke kota kecil dan di kota itu ada sebuah masjid. Saya ketuk pintunya dan berkata saya ingin berbicara dengan seseorang tentang Islam," tutur Ismail.

Setelah itu Ismail rutin meyambangi masjid tersebut saban minggu untuk berdiskusi dengan seorang imam di sana. Sang imam memberinya buku-buku bacaan tentang Islam dan juga biografi Rasul Muhammad. saw. "Ia meladeni dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya," kata Ismail.

Hingga suatu hari, sang Imam berkata kepadanya "Saya tidak ingin kamu menjadi Muslim kecuali kamu benar-benar yakin dengan agama ini." Mendengar itu Ismael lagi-lagi mengaku terkejut. "Selama saya menjadi Kristen saya selalu bertemu kotbah dan juga berkotbah untuk mengajak seseorang menjadi Kristen. Setiap Kristen selalu mencoba mempengaruhi seseorang menjadi Kristen," tuturnya. "Hampir tidak mungkin Kristen berkata, 'Saya tidak ingin kamu menjadi Kristen kecual kamu yakin dan kembalilah kepada saya jika kamu sudah yakin'."

Ismail justru tertantang dengan ucapan sang imam. Apakah ini memang jalan sesungguhnya? "Ini justru menggelitik saya untuk mengetahui apakah Islam itu memang yang benar, yang harus diyakini? Sungguh tak ada yang memaksa saya untuk menjadi Muslim," tuturnya. "Saya melihat dalam Islam terdapat kebenaran dan itu tampak jelas sebagai cara hidup yang diinginkan Tuhan bagi saya," ujarnya.

Ketika Ismail mengingat Injil kembali, justru ia menemukan fakta Yesus yang diyakini sebagai tuhan tak pernah mengklaim dirinya adalah tuhan dan menyeru pengikutnya untuk menyembahnya. Membandingkan lebih jauh lagi, dalam Al Qur'an, Ismail menemukan janji pengampunan Allah akan diberikan bagi orang yang beriman, namun di Injil, kata 'janji' itu tak ada.

"Pengampunan dan penyelamatan diberikan Allah karena Ia mencintaimu, karena engkau bertobat, beriman kepadanya dan melakukan apa yang ia kehendaki. Itu sungguh jelas dan sederhana," kata  Ismail. Sementara di Kristen, menurut Ismail, penyelamatan cukup sulit bagi pemeluknya.

"Pertama anda harus meyakini dahulu peristiwa pembunuhan kejam dan penyaliban seseorang yang tak berdosa, di mana darah ditumpahkan demi menyelamatkan dosa anda. Anda diciptakan dengan dosa asal. Tuhan menempatkan diri anda di dunia bersama dosa dalam hati atau jiwa anda. Semua itu justru tidak mencerminkan keadilan Tuhan," paparnya.

Ismail menilai pengampunan dan penyelamatan di Islam lebih masuk akal. "Pengampunan adalah milik Tuhan, pemberian Tuhan karena cinta, karena kita meminta kepada-Nya, karena kita meyakini-Nya," ujarnya. "Memang di Injil juga ada kata-kata yang mengandung kebenaran. Tetapi Islam lebih superior dan secara logika benar. Bagi saya itu sangat mengagumkan," imbuhnya.

Padahal selama ini Ismail selalu membayangkan Islam sebagai agama kekerasan, seperti menganjurkan pembunuhan. "Tapi ketika saya membaca Al Qur'an saya menemukan banyak ketenangan, kalimat mengandung kedamaian, kesunyian dan pencerahan. Karena itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.

Kini Ismael meyakini Allah adalah tuhannya dan menyerahkan seluruh hidupnya kepada-Nya. "Ia adalah raja sekaligus penyelamat saya di dunia dan akhirat. Dengan ini saya pun meyakini Yesus membenarkan ajaran Yesus sebagai seorang Muslim," ujarnya.

Saat ini Ismael mengambil disiplin Kajian Islam di perguruan tinggi. Dalam sepuluh tahun terakhir ia telah bepergian ke enam negara bermayoritas Muslim dan membaca puluhan buku-buku tentang Islam dan Perbandingan Agama. Ia bahkan sudah cukup fasih untuk berbincang dalam Bahasa Arab. 

Dalam akun YouTube-nya Ismail menulis, "Saya mencintai Allah karena Ia yang pertama kali mencintai saya."

-----

Agama Yahudi
Ajarannya disebut "Yudaisme" karena bersifat ke-bangsa-an dan khusus bagi bangsa Yahudi atau Bani Israil, yaitu ajaran yang berasal dari agama yang diturunkan Allah untuk bani Israil dengan perantaraan utusan-Nya yaitu Musa a.s. Kitab sucinya dinamakan Thaurat (wasiat lama) yang aslinya tidak ditemukan lagi sekarang.
Agama bangsa yahudi diperoleh dari Ibrahim a.s., melalui jalur keturunan anaknya Ishak a.s. Agama bangsa Yahudi dipercaya diperoleh dari garis keturunan Ibrahim a.s., kemudian dilanjutkan melalui jalur keturunan anaknya Ishak a.s.
Menurut alur Al-Kitab asal usul bangsa Yahudi adalah keturunan salah satu cabang ras Semitik purba yang berbahasa Ibrani (kejadian 10:1, 21-32;1) (tawarikh 1:17-28, 34;2:1,2). Hampir 4000 tahun yang lalu, Ibrahim nenek moyang mereka beremigrasi dari kota besar Ur Kasdim yang sangat makmur di Sumeria ke negeri Kanaan. Darinya garis keturunan orang Yahudi dimulai dengan Ishak puteranya dan Yakub cucunya, yang namanya diubah menjadi Israel (kejadian 32:27-29).
Israel mempunyai 12 putera, yang menjadi pendiri 12 suku. Salah seorang dari mereka adalah Yehuda yang akhirnya dari namanya berasal kata "Yahudi" 2 raja 16:6, JP.
Diantara garis keturunan tersebut, bagi bangsa Yahudi Musa a.s. mendapat tempat yang sangat istimewa meskipun Isa a.s. juga diutus untuk bangsa Israel. Musa dianggap memenuhi peranan penting sebagai perantara perjanjian Taurat yang Allah berikan kepada Israel, disamping sebagai nabi, hakim, pemimpin dan sejarawan (Keluaran 2:1-3:22).
Agama ini percaya pada keesaan Tuhan secara mutlak (monoteis) dan menganggap Allah turun-tangan dalam sejarah manusia, khususnya berkenaan dengan orang Yahudi. Ibadat bangsa Yahudi menyangkut beberapa perayaan tahunan dan berbagai kebiasaan. Meskipun tidak ada kredo atau dogma yang diterima oleh semua orang yahudi mengenai keesaan Allah yang dinyatakan dalam Shema, yaitu doa berdasarkan kitab Ulangan 6:4, merupakan bagian terpenting ibadat sinagoge:
"Dengarlah, Hai bangsa Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa".
Pada mulanya Nabi Musa a.s. mengajarkan kepada umatnya tentang ada dan esanya Allah. Tetapi ajaran murni ini akhirnya berubah karena sifat "exclusive nasionalistic" penganutnya. Perubahan tersebut dapat dilihat dari sumber prinsipil Syahadat mereka "Schema Yisrael, adonai alaheynu adonai achud" Ulangan: [6][4] yang didalam pelaksanaannya rasa kebangsaan diatas segalanya sehingga keesaan Allah sendiri menjadi kabur.
Ajaran Yudaisme tidak menyebut adanya hari kiamat, akhirat, siksaan pada hari akhirat dan pembalasan dalam bentuk pahala. Mereka tidak membicarakan keselamatan pribadi penganut-penganut ajaran mereka. Kepada mereka selalu diindoktrinasikan adanya kejayaan yang abadi dipalestina sebagai negara yang dijanjikan Tuhan bagi minoritas Yahudi, satu-satunya umat yang berhak mewarisi bumi Tuhan sebagai umat yang terpilih.
Hingga kini kita dapat melihat mengapa Israel begitu ngotot menguasai Palestina dengan menteror semua bangsa yang bukan Yahudi agar minggat dari tanah Palestina.
Peribadatan mereka dilakukan terutama pada hari sabtu mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Segala pekerjaan tangan seperti menyalakan lampu, memadamkan api dan lain-lainnya terlarang pada hari tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan diatas diberi ancaman keras. Mereka dianjurkan berjamaah dan minimal 10 orang dan dilakukan tiga kali sehari. Sebelum sembahyang mereka juga berhadas dan mengambil wudhu. Di dalam sembahyang mereka diharuskan memakai penutup kepala.
Puasa mereka dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti "Yom Kippur" selama 24 jam, tanggal 10 bulan Tishri dan setiap hari senin dan kamis. Didalam kitab Imamat orang lewi Thaurat [10]:[9], [10]:[11] minuman yang memabukkan terlarang bagi setiap penganut ajaran Yudaisme. Larangan ini tidak pernah diperdulikan, malah minuman keras merupakan suatu keharusan didalam upacara-upacara keagamaan dan mereka meminumnya atas nama Tuhan.
Setiap orang yahudi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka kepada orang-orang yang bukan keturunan Yahudi, sehingga ajaran mereka bersifat "non missionary". Orang Yahudi tidak mengakui adanya Nabi Isa a.s. Mereka menentang sekali ketuhanan Isa atau Yesus yang diajarkan oleh agama Kristen. Juga tidak mengenal pejabat agama (hirarki gereja).
Bangsa Yahudi mendasari doktrin keagamaan mereka atas dasar Sepuluh perintah Tuhan yakni:
  1. Jangan ada padamu Allah selain Aku.
  2. Jangan membuat bagimu patung, atau yang menyerupai apapun yang ada dilangit diatas, atau dibumi ......dibawah, atau didalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya...(pada permulaan zaman ini, sekitar 1513 SM, perintah unik dalam penolakannya mengenal penyembah berhala).
  3. Jangan engkau bersumpah palsu demi Tuhan Allahmu....
  4. Ingatlah hari Sabat dan peliharalah suci. ... Tuhan memberkati hari Sabat dan menyucikannya.
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu...
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan berzina.
  8. Jangan mencuri.
  9. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu.
  10. Jangan mengingini rumah sesamamu...isteri...hamba laki-laki atau perempuan...lembu atau keledainya, atau apapun milik sesamamu (keluaran 20:3-17).
Namun sejatinya kaum yahudi masa kini lebih menitik beratkan kepada talmud yaitu kitab yang paling mereka agungkan lebih dari pada taurat.

Agama Kristen
Agama kristen memiliki sejarah kekisruhan terlama didunia, meski diakui bahwa ajarannya bersumber dari Yesus (Nabi Isa a.s.) tetapi penelusuran sejarah menunjukkan bahwa peranan Yesus (Nabi Isa a.s.) dalam ajaran kristen masa kini sudah kehilangan eksistensinya, karena sebagian besar isi kitab Injil adalah tulisan seorang Yahudi yaitu Raul/Paul yang belakangan disebut sebagai Paulus.
Istilah Kristen sesungguhnya juga bukan berasal dari nama yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. (Yesus) istilah Kristen muncul dan erat hubungannya dengan peristiwa penyaliban Yesus (Cross-salib) dari istilah inilah kemudian muncul istilah Kristus (orang yang disalib) dan pengikutnya disebut sebagai umat Kristen. sementara sebutan Nasrani bagi penganutnya bersumber dari sejarah perjalanan Dakwah Yesus di tanah Nazareth (Nasharo). Sebagian lagi mengatakan Nazareth adalah tempat kelahiran Yesus. Akan tetapi sebagian orang Kristen menyangkalnya, menurut mereka Yesus lahir di Bethlehem. Hal ini dihubungkan dengan persoalan nubuat yang akan dibahas kemudian.
.
Yesus dan Paulus
Sebagian dari sarjana telah menitikberatkan perhatiannya pada tulisan-tulisan Paulus dalam Kitab Perjanjian Baru, yang dimulai oleh F.C. Baur dari Tübingen. Mereka mengatakan bahwa dalam Perjanjian Baru terdapat dua aliran yang sangat bertentangan satu sama lain, yaitu ajaran-ajaran Yesus dengan ajaran-ajaran Paulus. Bagi mereka, ajaran Yesus telah diubah oleh Paulus sedemikian rupa, sehingga pada hakikatnya Pauluslah yang merupakan pendiri agama Kristen yang dianut oleh banyak orang saat ini.
Ketika Yesus mengajarkan bahwa manusia dapat mencapai kerajaan surga dengan bertobat dan berbuat baik, maka Paulus mengatakan bahwa dosa manusia telah ditebus Yesus. Dengan menyadari dosa yang telah dilakukannya dan menyelami kejahatan manusia. Paulus mengembara meletakkan tiang-tiang agama Kristen dengan doktrin tentang Yesus sebagai penebus dosa, yang telah membebaskan manusia sejak jatuhnya Adam.
Ajaran penebusan dosa oleh darah Kristus atas umat manusia, suatu dosa yang menurut ajaran Gereja dibawa sebagai warisan turun temurun sejak jatuhnya Adam, yang merupakan bagian dari skema Tritunggal, kemudian ditentang pula oleh kaum Kristen sendiri. Pada abad kelima, Pelagius menyatakan dengan tegas di Roma, bahwa dosa adalah suatu perbuatan, bukan suatu keadaan setiap manusia bertanggung jawab atas dosanya sendiri. Dengan keyakinan yang sempurna Paulus mengajarkan Injilnya tentang Yesus yang tidak diajarkan Yesus dalam Injil-injil sinoptik.
Tatkala Yesus mengatakan dengan tegas kepada dua belas muridnya: "Jangan kamu menyimpang kejalan bangsa lain atau masuk kedalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Matius, 10:5-6) dan mengatakan "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Matius, 15:24).
Paulus kemudian menentangnya, karena kelemahannya (Isa a.s.) menghadapi orang Yahudi, dan kemudian ia mengembara kenegeri-negeri orang kafir. (Kisah Para Rasul, 22:18-21). Yesus yang sejak awal sampai akhir hidupnya bertindak sesuai dengan hukum Taurat, yang menyuruh manusia menaati Musa (Markus, 1:44) dan yang mengatakan:
"Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya" (Matius, 5:17). Paulus dengan tegas menentang: "sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan dihadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa" (Roma, 3:20). "sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia" (Roma, 6:14). "sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus" (Galatia, 2:26).
Adanya pertentangan kedua injil ini Wrede berkata: "Maka terdapatlah suatu celah yang tak terhubungkan antara Yesus dan Paulus. Paulus adalah pendiri kedua dari agama Kristen. Pendiri kedua ini tidak syak lagi bertentangan dengan pendiri yang pertama dalam keseluruhannya dan yang terkuat - tetapi tidak lebih baik".
Teolog-teolog itu bertanya: hak apakah yang dipergunakan oleh Paulus untuk mengubah atau menghapus hukum Taurat, sedangkan dia bukanlah Kristus atau Messias, bukan Nabi, malah bukan murid Yesus. kekuasaan apa yang dipergunakannya untuk berkata:
 "Jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu" (Galatia, 5:2), sedangkan Yesus (Lukas, 2:21) dan seluruh muridnya bersunat.
.
Tritunggal
Dengan meragukan keaslian Injil, kaum terpelajar berpendapat, bahwa dogma Tritunggal dan skemanya, seperti penebusan dosa dengan darah Yesus (atonement) yang tidak dapat diterima oleh akal, bukanlah ajaran Yesus. Kaum terpelajar berpendapat bahwa ajaran Tuhan Bapa telah masuk kedalam ajaran Kristen dari paham Yunani. Mitos Yunani mengenai istilah Zeus-Pater atau Yupiter sebagai Tuhan Bapa.
Demikian pula tentang penjelmaan Tuhan kedalam tubuh manusia yang merupakan ajaran Yunani, telah masuk pula kedalam ajara agama Kristen. Dalam ajaran agama Kristen, meskipun ibu Yesus yang bernama Maria bersuamikan Yusuf situkang kayu, tetapi sebelum Maria kawin dengan Yusuf, yaitu sejak mereka bertunangan, Maria telah mengandung dan melahirkan Yesus. Dan Yesus adalah anak Tuhan. Menurut sarjana-sarjana, cerita ini sama dengan cerita Herkules sebagai anak dari Tuhan Bapa yang bernama Zeus-Pater.
Ibu Herkules, Alkmene, telah mengandung dan melahirkan anak (dengan Tuhan Bapa) yang bernama Herkules. Jadi kedua-duanya, Yesus dan Herkules, beribu manusia tetapi berayahkan Tuhan Bapa. Kedua-duanya adalah Anak-Tuhan, keduanya adalah Tuhan.
Anehnya kedua cerita ini bersamaan pula dengan dongeng atau cerita agama Hindu. Krishna, juga beribukan manusia, yaitu Devanaki, penjelmaan dari Wishnu sebagai anak Tuhan dan ayahnya adalah juga Tuhan Bapa atau Zupitri, yaitu Brahma. Krishna adalah Tuhan atau anak Tuhan, tepat seperti Kristus. Para ahli sejarah agama Jerman, seperti Bruno Freydank, Prof. Rudolf Seydel, Dr. Hubbe-Scheiden, Th. Schultze, K.E. Neumann membuktikan pula bahwa sebenarnya agama Kristen mempunyai hubungan erat dengan Hinduisme.
Mereka memastikan bahwa agama Kristen tumbuh dari Hinduisme dan Budhisme.
Ini dapat diterangkan menurut persamaan dengan apa yang kita temui dalam cerita Herkules; Bapanya bernama Zeus, namun ayahnya-manusianya adalah Amphitryon. Demikian pula Yesus, menurut Matius, disamping Anak Tuhan juga disebut anak Yusuf. Dongeng Herkules tertua menyebut Amphitryon disebut tunangan Alkmene. Demikian pula yang dikhotbahkan dalam Injil Matius.
Persamaan ajaran-ajaran dan dongeng-dongeng Yunani dengan ajaran-ajaran Gereja begitu banyaknya, sehinggga sebagian besar sarjana berpendapat bahwa cerita-cerita dalam Injil-injil itu pada hakikatnya adalah mitos-mitos yang dibuat-buat manusia.
Sebagian kristolog membuktikan bahwa ada hubungan antara ajaran-ajaran Kristen dengan dongeng Yunani, maka sebagian lagi membuktikan bahwa terdapat hubungan yang erat antara dongeng-dongeng Hindu dan ajaran-ajaran Gereja.
Bagi mereka, ajaran-ajaran dan mitos Hindu telah dipakaikan busana dan perhiasan Barat serta dinamakan agama Kristen, tetapi kerangka dasarnya tetap ajaran Hindu. Th. J. Plange berkata:
"kita tidak mendapat kabar baru tatkala kita mendapatkan bahwa penjelmaan Tuhan menjadi manusia, yaitu turunnya Tuhan keatas bumi untuk menebus dosa makhluknya, yang dasarnya agama Hindu. Setiap orang akan mengetahui apabila mereka membaca buku Hindu. Seterusnya kitab-kitab suci agama Kristen diambil dari dongeng-dongeng Hindu, dari cerita Krishna dan Budha, adalah sangat mungkin dan dapat dianggap hampir pasti. Dalam penyatuan kedua dongeng-dongeng keagamaan dari India yang penting ini, dengan mudah kita menemukan lagi seluruh bagian keempat Injil Kristen yang penting itu.
Akhirnya terbukalah rahasia kepada para Ahli ini. Memang bahasa Sansekerta serta dongeng-dongengnya bersamaan dengan bahasa serta dongeng-dongeng Yunani. Kedua aliran ini, Yunani dan Hindu, dalam ukuran tertentu, telah mempengaruhi agama Kristen. Namun yang menjadi pertanyaan ialah, bagaimanakah ajaran-ajaran dan mitos-mitos ini memasuki Perjanjian Baru? Banyak sarjana mengemukakan pendapatnya.
David Friedrich Strauze mengatakan bahwa mitos-mitos dalam Perjanjian Baru timbul karena kehendak penulis-penulis Injil, bahwa nubuat dalam Perjanjian Lama harus dipenuhi. Begitu juga keajaiban Yesus, katanya, merupakan penjelmaan-penjelmaan dongeng. Dikemukakannya dalam bukunya 'Das Leben Jesu' atau 'Riwayat Hidup Jesus', bahwa riwayat Jesus terbagi dalam dua bagian, yaitu "Yesus dalam batas-batas sejarah" dan "riwayat dongeng Yesus dalam kejadiannya dan pertumbuhannya" yang terakhir ini menerangkan bagaimana timbulnya dongeng Yesus sebagai Anak Tunggal Tuhan yang turun untuk menebus dosa manusia, dari mana asalnya ceritera bintang yang jalan dilangit dan berhenti ditempat kelahiran Yesus, bagaimana timbulnya pemenuhan nubuat dalam Perjanjian Baru yang dipaksakan; karena Messias yang dijanjikan itu haruslah anak Daud, maka penulis Injil telah membuat kesalahan ketika mengatakan bahwa bapak Yesus adalah Yusuf, tunangan Maria yang berasal dari turunan Daud, sedangkan Yusuf bukanlah ayah Yesus, sebab Yesus telah dinyatakan sebagai Anak Tuhan Bapa oleh penulis Injil.
Demikian pula Strausz berpendapat, bahwa ia juga membuktikan bahwa Perjanjian Baru bukanlah merupakan pencatatan kitab pada zaman Yesus, tetapi baru ditulis lama berselang setelah Yesus wafat. Ia mengatakan bahwa mitos-mitos itu timbul secara tidak disadari.
Perjanjian Baru ditulis dengan tambahan mitos-mitos yang secara tidak sadar dibentuk dalam masyarakat Kristen, sebagai pernyataan untuk memenuhi kedatangan Messias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama...Menurut Strausz, tatkala orang datang menemui Yesus, mula-mula dalam jumlah sedikit, kemudian banyak, mereka berpikir bahwa segala sesuatu harus terjadi padanya sebagaimana yang dinubuatkan dan diterangkan dalam Perjanjian Lama...
Karena Messias itu haruslah anak Daud sebagaimana yang dinubuatkan Mikha, maka ia harus dilahirkan di Bethlehem. Karena Musa telah melakukan keajaiban-keajaiban, maka Yesus harus pula melakukan keajaiban-keajaiban.
Karena Yesaya meramalkan bahwa pada masa itu orang buta akan melihat, orang tuli akan dapat mendengar, orang lumpuh akan meloncat seperti rusa jantan dan lidah orang bisu akan dapat berbicara, maka orang-orang telah mengetahui sampai kedetil-detilnya keajaiban-keajaiban apa yang harus dilakukan Yesus, kalau beliaulah Messias yang dinanti-nantikan itu.

Sedangkan sarjana-sarjana yang dipelopori Bauer berpendapat bahwa Philo-lah yang turut bertanggung jawab membentuk medium yang memperkenalkan unsur-unsur Yunani seperti Plato (428-389 Seb-M),
Heraklitus dan aliran Stoa kepada agama Kristen. Orang Yahudi dari Alexandria inilah yang turut serta membentuk wadah agama Kristen dengan memadukan ajaran-ajaran Yunani itu dengan ajaran Yahudi, yang kemudian 'dijiplak' oleh penulis Injil. Karya Philo adalah sumbangan pendahuluan ajaran Yahudi kepada ajaran Kristen; filosof Yahudi ini telah mengerjakan falsafah Yunani sedemikian rupa, sehingga merupakan bentuk awal agama Kristen, dengan melanjutkan karya-karya Heraklius, Plato dan aliran Stoa.
Kisruh mengenai Tritunggal bermula dari filsafat Neoplatonisme yang telah dimasukkan ke dalam Injil Yohanes dengan mengambil istilah "Logos" yang berasal dari Plato itu, sebagai Tuhan yang menjelmakan dirinya menjadi manusia.
Unsur-unsur Neoplatonisme yang paling mencolok dapat dipelajari dari Injil Yohanes. Injil ini paling menarik, karena timbulnya lama sesudah Masehi, dan terpisah, tak bersamaan isinya dengan ketiga Injil Sinoptik, Injil Matius, Injil Markus dan Injil Lukas. Oleh karena itu mereka memastikan bahwa Yohanes ini bukanlah murid Yesus, melainkan seorang yang tidak pernah dikenal pada zaman Yesus.
Tatkala Yohanes memulai Injilnya dengan "Pada mulanya adalah Logos (Kalam atau Firman)... Dan seterusnya, maka sesungguhnya Yohanes tidak menulis suatu penyaksian mata tentang perbuatan dan ajaran Yesus, karena teori Logos ini bukanlah tradisi Perjanjian Lama, melainkan dari bahasa filsafat Yunani. Dengan kata-kata ini Yohanes telah membawakan filsafat Neoplatonis dari Philo dan lainnya. Mereka telah mengacaukan perkataan 'firman' dari Perjanjian Lama dengan 'Logos' dari Plato dan kaum Platonis.
Kata 'firman' dalam Perjanjian Lama yang berbunyi "Oleh firman Tuhan, langit telah dijadikan" (Mazmur, 33:6) disamakan oleh kaum Neoplatonis dengan Logos lalu dimasukkan oleh penulis-penulis Injil kedalam Perjanjian Baru. Firman atau perintah Tuhan telah dijadikan Logos atau Tuhan itu sendiri, "yang segala sesuatu dijadikan oleh Dia." Logos atau Tuhan itu sendiri telah menjadi daging atau manusia sebagaimana bunyi Injil Yohanes. Dengan filsafat tersebut, Yesus telah dijadikan daging penjelmaan dari Logos.
Yesus telah dijadikan Anak Tuhan yang oleh karenanya adalah Tuhan juga. Sementara doktrin Tritunggal sendiri diperoleh dari Injil Yohanes "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu..." (Yohanes 1: 5-7).
Yang paling mengejutkan ialah, ajaran penjelmaan Tuhan menjadi manusia merupakan wujud inkarnasi, adalah paham inkarnasi dalam ajaran Hindu. Sehingga tak pelak lagi mereka berkesimpulan Injil Yohanes ini jelas memasukkan paham ajaran Hindu kedalam doktrin Kristen melalui filsafat Yunani. Disamping ajaran-ajaran Tritunggal, ajaran penebusan dosa dan sebagainya, juga sakramen, berasal dari Hinduisme, yang membaptiskan anak yang baru lahir disungai Gangga atau dengan air suci.
Origenes (185-254), seorang Bapak Gereja di Alexandria, umpamanya, malah mempercayai ajaran-ajaran reinkarnasi Hindu. Para ilmuwan menyelidiki dan mengambil kesimpulan bahwa misi-misi agama Hindu telah sampai ke Yunani maupun Alexandria, sebelum Yesus lahir (O. Hashem: 1984).
Kisruh mengenai Tritunggal kemudian meluas dengan dilakukannya kongres-kongres (Konsili Nisea) untuk membahas mengenai ketuhanan Yesus mencapai waktu berabad-abad lamanya dan menimbulkan perpecahan dan pembunuhan-pembunuhan bagi pihak yang tidak sepakat pada aliran yang berkuasa.
Berbagai rentetan fakta sejarah dan peristiwa diatas memberi pelajaran bagi kita bahwa, semakin jelas keberadaan agama Kristen tidak lagi dapat dipertahankan argumennya bahwa ia juga termasuk agama wahyu.